Manusia Pengendali Sampah di Bulan Berkah
Bulan ramadan adalah waktu premium/prime time kesempatan berbuat baik. Inilah promo live sebulan penuh, 30/30. Bersedekah, berbagi dan berbuat kebaikan akan mendapat ganjaran berlipat apalagi jika disertai niat dan cara mulia.
Berbagi buka puasa, memberi sahur, membangun saluran air di daerah sulit, mendirikan masjid dan menghidupkannya, berdonasi untuk pasien kanker dan penyakit berat, merupakan contoh sedekah mulia yang langsung dirasakan manfaatnya. Yang memberi senang, yang diberi juga senang.
Ijinkan kali ini saya menuliskan sedekah berkah yang jarang disadari namun sesungguhnya urgen dilakukan saat ini. Sedekah yang kebanyakan orang lupa, tak suka, acuh, dan abai. Itu adalah sampah. Hujan deras dan banjir akhir-akhir ini didukung oleh drainase tertutup dan persampahan yang buruk adalah buktinya.
Pengendali Sampah
Kalau Aang adalah avatar pengendali udara, air, tanah, dan api, maka kita adalah pengendali sampah. Kita adalah penghasil sampah, kita pembuang sampah, dan kebanyakan dari kita belum menjadi pengelola sampah di tempat tinggal masing-masing.
Sampah menjadi sesuatu yang kotor, terabaikan dan tidak dianggap signifikan. Sebelum kita bicara berbusa tentang politik, kekayaan, agama, mari kita selesaikan tugas domestik : berbuat baik pada alam semesta dengan mengelola sampah sehari-hari.
Mengembalikan Hasil Bumi pada Bumi
Apakah kawan pernah mendengar istilah eco enzyme ? Ini adalah produk hasil pengelolaan limbah kulit buah untuk menjadi enzim ramah lingkungan. Eco enzyme dibuat dari campuran bahan organik (saya: kulit buah) : gula/molase : air dengan perbandingan 3 : 1 : 10.
Kulit jeruk, mangga, kedondong, pepaya, dll dikumpulkan (saya : dicicil dengan dimasukkan ke kulkas). Setelah terkumpul, dipotong kecil kecil dan dicampur dengan gula dan air sesuai perbandingan. Jika kulit buahnya 600 gram, maka gulanya 200 gr, dan air yang dipergunakan 2000ml/2 liter.
Kemudian masukkan wadah, tutup rapat dan dibiarkan berfermentasi 3 bulan. Masa awal fermentasi akan mengeluarkan gas sehingga perlu dipantau agar wadah tidak meledak. Setelah 3 bulan, eco enzyme bisa dipanen. Lalu saring dan masukkan wadah tertutup. Cairan eco enzyme menjadi bahan pembersih, sebagai campuran sabun, menjadi disinfektan, untuk detoks badan, hingga membersihkan saluran air. Mudah, sederhana, murah, dan bermanfaat.
Mengapa membuat eco enzyme jadi sedekah ?
Kulit buah sisa biasanya hanya menjadi sampah tak terolah. Dengan memilah kulit buah, kita mengurangi isi tong sampah. Cairan eco enzyme sendiri bisa digunakan untuk menghilangkan bau di area sekitar sampah dan menjernihkan saluran air. Secara berkala saya menyiramkan air eco enzyme ke saluran pembuangan. Jika semua rumah membuat eco enzyme dan membersihkan saluran pembuangannya, tentu dunia akan lebih menyenangkan. Kita kembalikan hasil bumi pada bumi kembali dengan cara yang baik dan bermanfaat.