The Biggest Little Farm: Kala Hidup (Mustinya) Bisa Seseimbang Itu
Lalu kru Apricote Lane Farm mulai menanam tumbuhan pelindung. Selain melindungi tanaman utama, tanaman pelindung berperan untuk menyehatkan lahan kritis. Lahan perkebunan pun ditata dengan apik. Bukan hanya unsur estetis, namun juga fungsional dan berkelanjutan (permakultur).
Apa yang Kita Ambil, Kita Kembalikan
Permanent agriculture (permaculture) adalah pertanian dengan tatanan kehidupan lestari, seimbang, berkelanjutan, dan permanen. Bill Mollison, tokoh permakultur mengemukakan prinsip “Bekerjalah dengan alam, bukan melawannya.”
Dasar etik permakultur ada 3, yakni : earth care, merawat bumi dengan sistem kehidupan berkelanjutan dan bertambah. People care, merawat individu dan komunitas, memperluas akses sumberdaya untuk keberlangsungan hidup. Ketiga, fair share, pengaturan batas konsumsi dan populasi, “Apa yang kita ambil, harus kita kembalikan.” Inilah yang terjadi di The Biggest Little Farm.
Percaya Rantai Makanan
Dalam rantai makanan, tanaman, hewan, mikro organisme, dan manusia hidup dalam sebuah siklus. Peristiwa makan dan dimakan akan membuat siklus hidup berputar. Untuk itu, perlu sumber makanan insitu.
Berbeda dengan pola pertanian biasa yang membuat petani membeli pupuk kimia dan pestisida, pada pertanian berbasis alami, petani membuat pupuk sendiri. Jadi, tidak ada ceritanya, petani cemas pada kelangkaan pupuk bersubsidi.
John Chester memelihara ternak. Ada ikan, ayam, itik, banteng, domba, kambing, hingga babi. Karena ternak butuh hidup bahagia (agar menghasilkan telur dan susu yang melimpah), maka ternak-ternak ini tidak hanya diam di kandang, namun menikmati udara bebas dengan merumput di alam.
Selain sebagai sumber protein, keberadaan hewan punya peran penting dalam siklus ekologi. Saat makan rumput, kaki-kaki domba menjejak tanah alias seperti membajak lahan. Saat diumbar, mereka membuang feses di mana-mana. Memang bau dan jadi jebakan batman, namun pupuk kandang, kohe, atau menure gratis ini sangat baik untuk kesuburan tanah.
Kehadiran pohon buah akan mengundang aneka biota. Bukan hanya lebah, namun ada hama : keong, ulat, serangga, burung, dll. Manakala belum mencapai keseimbangan, serangan hama akan merusak hasil panen. Lalu muncul kegalauan : Bagaimana jika gagal panen, sementara biaya tanam dan perawatan tinggi?
Di film ini, keseimbangan alam mulai terbentuk di tahun ketiga. Ternyata kunci memerangi hama adalah rantai makanan. Sporadisnya keong di pohon nektarin teratasi dengan bebek. Rumput yang menjulang adalah santapan domba. Burung hantu ada untuk menumpas tikus tanah.
Coyote yang dianggap pencuri ternak (dan ditembak), ternyata berperan sebagai predator tikus tanah. Berkurangnya populasi predator akan meningkatkan populasi tikus tanah.
Setelah tahun ke tiga, muncul sarang lebah, hewan yang sangat picky memilih rumah untuk mengumpulkan madu, sekaligus indikator pulihnya ekosistem 500%. Kala hujan badai melanda, pohon-pohon bisa menjaga tanah dari erosi dan banjir. Datangnya elang (sang predator) di tahun ke tujuh menjadi sinyal ekosistem berjalan.