Mencontoh Gaya Kepemimpinan Nabi dalam Membimbing Umat
Padahal aspek yang harus ditekankan adalaa bagaimana kontribusi kepada rakyat seharusnya menjadi faktor utama yang idealnya selalu diutamakan dalam otak para pemimpin. Sejak ia bangun tidur sehingga tidur kembali pada malam harinya, sebuah jabatan seharusnya dipahami sebagai alat untuk menunaikan janji kampanye, tidak sebagai tujuan utama apalagi menambah periode jabatan.
Keteladanan pemimpin bagi orang Islam sudah tentu tolak ukurnya adalah Nabi Muhammad SAW. Perubahan besar harus dimulai dari perubahan yang kecil, dan perubahan itu dimulai dari diri kita sendiri, sebagaimana poin dari pengabdian diri kepada Allah adalah tentang kecintaan diri. Allah menyampaikan dalam sebuah ayat, apabila kita sungguh mencintai Allah maka ikuti dan teladani Nabi Muhammad SAW.
Meneladani Nabi Muhammad SAW tidak harus seratus meniru semua tingkah laku beliau, karena sudah pasti tidak akan mampu. Ada banyak laku spiritual Nabi yang telah membentuk karakter beliau namun kita mengabaikannya, termasuk ketika beliau masih kecil dan sudah dijuluki sebagai Al-Amin.
Tentu saja julukan itu tidak datang tiba-tiba, melainkan ada banyak peristiwa yang mendasari cara pandang dari masyarakat di sekitar beliau ketika itu. Satu hal dari banyak hal yang harus ditiru dan diteladani dari Nabi Muhammad SAW bukan hanya perilaku yang sifatnya artifisial, namun justru yang sifatnya lebih humanis.
Perubahan struktural hanya bisa dimungkinkan jika diawali dari perubahan kultural, dan perubahan tersebut hanya bisa dimungkinkan jika diawali dari perubahan individual. Perbaikan dan perubahan individu manusia merupakan hal paling penting saat ini.
Merubah cara pandang terhadap kualitas calon pemimpin adalah hal utama yang harus kita bangun kembali jika kita bersungguh-sunguh ingin tidak hanya berhenti sebagai pemimpi yang paham akan kepemimpinan. Setiap personal harus sering melatih dan mengasah kepekaan cara berpikir dan kepekaan cara pandangnya sehingga selalu memiliki pembaharuan pemikiran terhadap parameter pemimpin bukan abal abal namun diharapkan mumpuni dalam mengambil setiap kebijakan.