Harry Ramzy
Harry Ramzy Jurnalis

Tajam dan Terpercaya

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Tradisi Suku Osing Banyuwangi Saat Menunggu Waktu Sahur di Bulan Ramadhan

30 April 2021   05:33 Diperbarui: 30 April 2021   06:01 1616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Suku Osing Banyuwangi Saat Menunggu Waktu Sahur di Bulan Ramadhan
Pemuda Suku Osing Desa Cluring Banyuwangi beratraksi memainkan alat musik tradisional


Setiap bulan suci Ramadhan, masyarakat Banyuwangi khususnya suku Osing memiliki cara unik dalam membangunkan warganya untuk sahur. Selain berkeliling kampung sambil memainkan alat musik patrol yang rata-rata terbuat dari bambu, ada juga yang melakukan atraksi memainkan alat musik yang biasa digunakan untuk mengiringi tarian gandrung sambil menyanyikan gending khas suku Osing di emperan perkotoan.

Seperti halnya yang dilakukan oleh sekumpulan pemuda suku Osing Desa Cluring Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur malam ini, Jum'at (30/4/2021). Sambil menunggu waktu sahur tiba, dengan alat musik yang terdiri dari gendang, biola, kempul, gong, dan kluncing, kaum milenial ini beratraksi memainkan alunan gending-gending khas suku Osing. Apalagi di tambah dengan lantunan lagu yang di nyanyikan dengan suara bercengkok khas Banyuwangian menambah harmonisasinya melodi yang di hasilkan. Sehingga bisa menjadi daya tarik tersendiri dan dapat mengundang warga yang mendengar untuk datang.

Warga sekitar yang merasa terhibur dengan lantunan lagu-lagu berbahasa Osing dengan iringan musik tradisional ini, banyak yang keluar rumah. Bahkan tidak sedikit warga yang keluar rumah sambil membawa cemilan, kopi panas, dan rokok, buat suguhan para pemain. Warga merasa apa yang sudah dilakukan kaum remaja ini merupakan bentuk nguri-uri budaya yang lahir dari kearifan lokal warisan nenek moyang secara turun-temurun.

Selain menjadi ajang pelestarian budaya bagi masyarakat suku Osing, tradisi yang ada setiap bulan Ramadhan ini juga merupakan bentuk kepedulian kawula muda terhadap warga yang sedang menjalankan kewajiban ibadah puasa. Atraksi musik tradisional khas dari suku Osing yang di mainkan sepanjang malam ini, juga bertujuan untuk membangunkan warga supaya sahur. Setelah jam sahur tiba, kumpulan pemuda suku Osing inipun menghentikan atraksinya lalu pulang ke rumah masing-masing. (Harry)

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun