PNS pada Satuan Polisi Pamong Praja di Kab. Barito Utara Kalimantan Tengah. Inisiator Komunitas Beras Berkah di Muara Teweh Kalteng dan Ketua Yayasan Beras Berkah Muara Teweh.
Karena Mulut Badan Binasa, Bukan Hanya Peribahasa
Kita harus sahur, dan tidak makan siang. Perut kosong di siang hari perlu diperhatikan dan disiasati terutama oleh orang yang memiliki penyakit maag.
Sepanjang siang kita harus kehausan dan kekurangan air liur. Padahal air liur yang katanya membunuh bakteri yang menyebabkan bau mulut. Meskipun di bulan puasa kita harus mensiasati kebutuhan air putih bukan hanya untuk kesehatan mulut tapi juga kesehatan ginjal.
Orang yang berpuasa juga cenderung makan dan minum yang manis-manis yang dapat menyebabkan plak dan merusak gigi. Kebiasaan makan manis tentu juga berpotensi menjadi penyakit diabetes.
Orang yang merokok juga dianjurkan untuk berhenti merokok bukan hanya karena rokok akan menyebabkan gigi plak hitam tapi juga menyebabkan plak hitam di paru-paru, menyebabkan penyakit kronis kanker dan gagal jantung.
Mulut yang tanpa rem, tak terkendali, cenderung memanjakan lidah, makan tanpa takaran, dapat menjadi kebiasaan yang menyebabkan obesitas. Bukannya puasa mengendalikan diri, mengendalikan mulut aja tidak berhasil.
Mulut yang tidak sehat memiliki kecenderungan tubuh yang tidak sehat juga, jangan sampai karena menuruti hawa nafsu mulut kita sakit, badan pun binasa.
Ternyata pepatah karena mulut badan binasa tidak hanya dalam artian majas dalam peribahasa saja namun juga bisa dalam artian leterlek juga.
Di bulan Ramadan tentu kita harus mampu menahan mulut agar tidak menciptakan penyakit baru yang berbahaya pada tubuh kita. Namun juga mampu menahan diri dari penyakit mulut yang lain yaitu ghibah atau bahkan fitnah.