Hasbiyallah
Hasbiyallah Dosen

Pendidikan dan Keagamaan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Guru Hebat: Belajar dari Ramadhan

17 April 2022   09:00 Diperbarui: 17 April 2022   09:03 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru Hebat: Belajar dari Ramadhan
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ketiga, kuatkan ketaatan dan kepatuhan terhadap profesionalitas. Dalam Ramadhan ini, orang-orang yang berpuasa menunjukan kekuatan dalam ketaatan dan kepatuhan.  

Perhatikan orang-orang yang berpuasa, diperintahkan untuk berlapar-lapar dan berdahaga, mereka menjalankan dengan baik, perintah bangun malam untuk sahur, mereka laksankan dan qiyamullail mereka juga patuhi dan laksanakan. Bagi orang-orang yang berpuasa, saatnya ketaatan dan kepatuhan ini dikuatkan. Ketaatan dan kepatuhan ini akan membuat mereka menjadi orang-orang yang beruntung dan meraih kemenangan. (minal 'aidin wal faizini). Begitu juga dengan guru hebat. 

Guru hebat adalah guru yang selalu patuh dan taat terhadap tugas profesionalitasnya. Ia mendidik, membimbing, mengarahkan dan memotivasi peserta didiknya dengan penuh kecintaan dan kasih sayang. Patuh dan taat terhadap seluruh tugas dan kewajibannya sebagai guru. Guru-guru hebat adalah guru-guru yang memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.

Keempat, bahagiakan peserta didik mu. Pelajaran penting dari Ramadhan ini adalah bahagiakan orang lain dengan banyak berbagi, sebab puasa ini mengajarkan kita untuk merasakan kepedihan dan kesullitan saudara-saudara kita agar tumbuh dalam diri ini menjadi orang-orang yang membahagiakan dan berkorban untuk memberikan yang terbaik kepada mereka. Membahagiakan memang tidak harus berbentuk materi tetapi juga immateri

Sebagai guru hebat, membahagiakan peserta didik adalah membuat mereka senang, gembira dan bahagia dalam apa yang kita lakukakan baik dalam pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Karena itu, guru dituntut untuk mampu menggunakan berbagai macam metode yang aktif, inovatif dan menyenangkan. 

Guru tidak cukup dengan metode ceramah, tetapi juga berbagai macam metode yang melibatkan dan mengembangkan seluruh potensi peserta didiknya sesuai dengan potensi, minat dan bakat mereka. Penguasaan materi penting bagi seorang guru tetapi metode juga memiliki kedudukan yang tidak kalah penting dengan penguasaan materi. Dengan penguasaan metode mengajar, guru tahu bagaimana menyenangkan dan melibatkan peserta didik untuk terus belajar.

Kelima, menjadi pembelajar sejati, sekolah memang ada masanya, tetapi status sebagai pembelajar sejati tidak ada masanya. Terutama seorang guru hebat. Ia akan terus belajar sampai kapan pun. Sebab ilmu itu terus berkembang, jika tidak memperbaharui pengetahuannya, ia akan menjadi orang-orang bodoh yang tidak berpengatahuan. Menjadi pembelajar sejati ini bagi seorang guru hebat memiliki visi dan misi masa depan untuk belajar sepanjang hayat (long life education). 

Ia tidak akan pernah puas dengan ilmu yang dimilikinya, ia menikmati untuk selalau belajar kepada siapapun, kapan pun dan di manapun. Ia tidak melihat berapa pun usianya, seberat apapun rintangannya, dan sesulit apa pun tantangannya, ia harus tetap belajar dan belajar dengan penuh kegigihan dan semangat tinggi. Itulah karakter pembelajar sejati bagi seorang guru hebat. Belajar dari Ramadhan, bahwa bulan ini tidak hanya membuat kita dalam ketaatan satu bulan atau waktu tertentu, tetapi setiap saat, pasca Ramadhan ini pun terus dituntut untuk menjadi orang-orang yang taat.

Demikianlah, beberapa pemikiran yang diuraikan dalam tulisan singkat ini, semoga menjadi guru-guru hebat yang mampu membangun generasi masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang berperadaban, maju, unggul dan Tangguh untuk Indonesia emas.  Insya Allah. Amin. Wallahu a'lam bis shawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun