Membiarkan kata abadi dalam tulisan, terbalut dengan carut marut tinta. Harapannya semoga bermanfaat untuk sesama.
Mengapa Setelah Lebaran, Banyak Sekali Undangan Pernikahan?
Mengapa setelah lebaran banyak sekali undangan pernikahan?
Lebaran adalah momentum yang identik dengan kehangatan perkumpulan. Sebab di momen ini, anggota keluarga berkumpul merayakan hari lebaran bersama. Seolah diingatkan kembali pada simbol yang jauh mendekat, yang dekat merapat. Begitulah simbol yang dianut di hari lebaran. Orang-orang yang berada di kejauhan, berkumpul kembali bersama sanak keluarga/tetangga dan juga teman lainnya. Selain identik dengan sebuah nama yang disebut perkumpulan, disini juga rupanya banyak yang menggunakan masa-masa lebaran ini dengan sebuah hajatan yakni pernikahan.
Tak sedikit orang yang menikah di hari-hari lebaran. Ada yang sehari setelah lebaran, dua hari setelah lebaran dan beberapa hari setelah lebaran. Terlepas dari itu semua, adalah masih termasuk daripada hari-hari lebaran. Karena belum berpindah bulan, masih di bulan syawal. Pada bulan syawal ini nampaknya banyak sekali orang yang melangsungkan hajatan. Pernikahan, menjadi hal yang seringkali muncul di bulan syawal. Bahkan penulis sendiri, telah mendapat banyak undangan di bulan syawal.
Dari kesemua undangan yang di dapat, berapa ada yang sama tanggalnya. Ada juga yang berbeda. Mengapa banyak hajatan nikah di momen-momen lebaran? Itulah pertanyaan yang seringkali muncul. Beberapa mungkin mempunyai alasan terkait penentuan tanggal daripada hajatan yang akan dilakukan. Termasuk pada hajatan nikah, pastilah sudah diperhitungkan jauh-jauh hari sebelumnya. Terkait menikah di hari lebaran, itu sudah menjadi ketentuan yang sebelumnya sudah diperbincangkan.
Jika ditelusuri, ada yang beralasan karena hitungan weton yang pas di bulan syawal. Beranjak dari hal itulah, dilakukan pernikahan di bulan syawal atas dasar perhitungan weton/hari baik. Ada pula yang disebabkan karena menyukai bulan syawal, sehingga berniat melaksanakan hajatan di bulan ini.
Adapula yang beralasan karena amanat dari orangtua untuk melaksanakan hajatan di bulan syawal ini. Dan alasan-alasan lain yang ikut menyertai hingga terjadinya keputusan untuk melangsungkan pernikahan di momen-momen lebaran. Melihat dari berbagai alasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernikahan yang terjadi di momen-momen lebaran karena adanya suatu sebab yang menimbulkan keputusan. Sebab yang beragam itulah pemicu dilaksanakannya pernikahan. Tidak bisa disamakan antara alasan satu orang dengan lainnya, sebab alasan tersebut berbeda-beda meski hajatan terjadi pada bulan yang sama.