Hellobondy
Hellobondy Pengacara

A perpetual learner from other perspectives. Find me on IG : nindy.hellobondy Blog : Hellobondy.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Suka Duka Menjadi Care Giver

5 Mei 2020   23:44 Diperbarui: 5 Mei 2020   23:51 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suka Duka Menjadi Care Giver
logo-kompal-5eb1942fd541df32d65a14e3.jpg

Sudah hampir 4 tahun lebih saya menjadi Care Giver, lebih tepatnya merawat orang tua saya yang sudah tua dan sakit. Tahun lalu, papa saya telah berpulang ke Tuhan. Jadi saat ini saya merawat mama saya. 

Setelah terkena serangan stroke, mama tidak bisa melakukan apa-apa selain di kasur saja, semua aktivitas dilakukan di atas kasur. Awal-awal inilah yang paling berat, semua berubah!

Dari menjaga di rumah sakit, mengurus di rumah, tidur yang teratur, aktivitas domestik semakin meningkat. Mencuci, memasak, mengganti pampers dll. Belum lagi ditambah saat itu saya masih bekerja, dan akhirnya memutuskan untuk resign dan fokus merawat mama. 

Seiring berjalanya waktu, kondisi mama sudah jauh lebih baikan. Setelah sekian lama aku fokus mengurus mama dan kembali ke dunia kerja, dan ternyata memang tidak mudah ketika pikiran dan tubuh terbagi. 

Aku pun teringat salah satu rekan kerja yang laki-laki. Ketika bangun tidur, ia membuat kopi, mandi lalu pergi. Sedangkan bagi perempuan, saat bangun ia tidak hanya memulai aktivitas untuk dirinya tetapi mendahulukan kebutuhan keluarga lain. Menyiapkan sarapan, mandi, membersihkan rumah barulah ia bisa memulai  bekerja. 

Di momen Ramadhan ini , saya pun teringat ketika harus menginap di rumah sakit. Sahur dengan ala kadarnya, berbuka hanya dengan makanan yang dibeli melalui Go Food. Sembari merawat mama yang kebenaran opname, entah sudah berapa kali saya harus bolak-balik RS. Tahun ini, kami cukup terbekati karena bisa menikmati ramadhan bersama keluarga di rumah.

Begitu banyak suka dan duka menjadi care giver, terkadang merasa stress dan seperti apakah hidupku akan begini saja?, atau merasa jengkel, kesal, dsb. Jelas sangat manusiawi sekali. 

Jika kamu seorang care giver, dan berada dalam fase burn out, ambilah waktu untuk dirimu sendiri, ataupun bisa mengunjungi profesional untuk mengelola pikiran-pikiran kamu yang tidak karuan. Ini memang tidak mudah, tetapi ternyata sesuatu yang dariari hati tidak pernah ingkar janji. 

Semakin ke sini aku merasa bersyukur memiliki waktu lebih bersama keluarga, memahami banyak hal, dan mengasah empati kita. Sekarang mama saya sudah bisa berjalan walapun masih tertatih, memang ketika menjadi care giver kita bukan hanya memberik makan dan obat, tetapi membangun mental, menguatkan mental tidak hanya yang sedang kita rawat tetapi diri kita pun. Peluk online untuk semua care giver di Indonesia.

logo-kompal-5eb1942fd541df32d65a14e3.jpg
logo-kompal-5eb1942fd541df32d65a14e3.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun