Senyuman mengalir Karena THR Mencair
Rabu malam, saat saya sedang bersama teman-teman Wanita Kaum Ibu rayon Hana dalam persiapan Ibadah, sempat-sempatnya saya mengangkat telepon yang masuk.
"Syalom. Sensei, gi dimana?" Suara rekan guru yang mengajar Bahasa Inggris menyapa.
"Syalom. Ini, lagi di tempat ibadah. Why, Ma'am?" Saya berbicara dengan berbisik sembari menempelkan tangan di mulut.
"Upss, sorry! Cuma mau bilang, THR sudah masuk. Barusan saya cek. Ok. Mat beribadah."
Saya hanya membalas Ok dan mengucapkan terima kasih.
Puji Tuhan, walaupun kami non-Muslim tetapi sungguh bersukacita saat menikmati Tunjangan Hari Raya yang diberikan.
Hari ini, saya menyempatkan diri mampir ke salah satu gerai ATM yang terletak di jalan menuju sekolah. Senyum syukur dipanjatkan manakala terpampang jumlah saldo yang bertambah.
Menarik sejumlah uang yang rencananya untuk membeli sejumlah kebutuhan dapur dan kamar mandi.
Sampai disekolah, THR menjadi topik pembicaraan. Banyak yang bertanya tentang tambahan tunjangan 50% yang katanya tidak ada. Sampai seorang Ibu menyampaikan bahwa saldo yang masuk ke rekeningnya lebih dari gaji pokok yang diterima.
Entahlah, apakah tunjangan diluar gaji pokok benar-benar kami, para Guru, rasakan atau tidak. Yang pasti syukur tak terhingga atas berkat Tuhan selalu kami rasakan.
Hari itu sepulang sekolah, saat menjemput anak-anak, saya membelikan minuman dingin buat teman-teman mereka.