AKIHensa
AKIHensa Penulis

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ramadan Penuh Cerita: Kangen Ibu

7 Maret 2024   05:28 Diperbarui: 8 Maret 2024   15:58 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadan Penuh Cerita: Kangen Ibu
Ilustasi Ramadan by Bigstockphoto.com

Ibu pertama kali mengajarkan puasa yaitu dengan menjalani Puasa Bedug. Kegiatan puasa tersebut hanya dilakukan oleh anak-anak seusia Sekolah Dasar dengan menjalani ibadah puasa hanya sampai  waktu Dzuhur. 

Untuk makan sahur, jika tidak bangun malam untuk makan sahur bersama keluarga, maka kadang kala makan sahurnyapun dilakukan pada pagi hari seperti layaknya sarapan pagi. 

Tentu saja berpuasa model puasa bedug ini hanya sebagai pembinaan untuk anak-anak yang belum berakil baligh. Pentingnya pembinaan mental dan fisik dalam beribadah puasa, telah diterapkan oleh orang tua zaman dulu. 

Selain kenangan masa kecil, banyak pula kenangan masa remaja, masa dewasa dalam menjalankan ibdah puasa bersama Ibu. 

Pada saat berbuka puasa, kolak pisang selalu dihidangkan oleh Ibu sebagai makanan untuk takjil. Tidak seperti orang-orang yang berburu takjil, Ibu selalu membuat sendiri makanan takjil untuk berbuka bersama keluarga. 

Pada masa remaja, Ibu juga yang memberikan pelajaran disiplin sholat berjamaah di Masjid. Apalagi pada bulan Ramadan, sholat berjamaah semakin disiplin. 

Kegiatan sholat Tarawih dan Tadarus membaca Al Quran menjadi acara yang rutin diikuti selama Ramadan. Semuanya berkat pelajaran yang sangat berharga dari Ibu. 

Ibu sebagai seorang Guru Sekolah Rakyat (Belum menjadi Sekolah Dasar pada tahun 60an itu), adalah sosok yang displin menerapkan prinsip-prinsip etika dan ajaran agama. 

Hal pertama yang diajarkan Ibu padaku adalah belajar sopan santun dalam pergaulan baik sesama yang seusia mapun dengan kalangan yang usianya lebih tua. Kepada mereka Ibu selalu mengajarkan untuk memperlakuan dengan rasa hormat.

Selain mengajarkan karakter dasar dari karakter menuju ahlak yang mulia, Ibu juga selalu intensiv mengajarkan prinsip-prinsip dari pondasi beragama yang bertumpu pada kepatuhan sejati. 

Belajar aqidah tauhid dengan cara sederhana yang mudah dipahami bagi seorang anak-anak. Misalnya Ibu selalu mengajarkan bahwa Allah itu selalu "Melihat" kita. Allah selalu ada di mana-mana. Allah itu Esa tidak ada yang menyamaiNya. Allah itu Maha Berkuasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun