AKIHensa
AKIHensa Penulis

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Kita Teladani Jejak Toleransi Rasulullah SAW

31 Maret 2024   09:33 Diperbarui: 31 Maret 2024   09:35 1367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kita Teladani Jejak Toleransi Rasulullah SAW
Sumber Foto Shutterstock

Berbicara toleransi, Islam sudah mengajarkan melalui Rasul UtusanNya, Muhammad SAW. Kita bisa kembali mengkaji apa yang dilakukan Rasulullah selama menjalani hijrah di Madinah, kota yang multi etnis, multi agama.  

Sebuah fakta saat itu, ketika Rasulullah SAW menetap di Madinah pasca-hijrah dari Mekkah, beliau di sana melihat kenyataan bahwa Madinah merupakan kota yang majemuk, baik agama maupun suku-suku yang tinggal di dalamnya. 

Kemajemukan itu bisa saja menjadi sumber persoalan dan rentan terhadap konflik di tengah masyarakat di sana. 

Rasulullah SAW datang ke Madinah membawa agama Islam sedangkan di sana sudah ada kaum yang bergama Kristen, Yahudi dan Majusi. 

Oleh karenanya, Rasulullah SAW mangantisipasinya dengan melakukan pertemuan bersama masyarakat setempat dan menyepakati suatu perjanjian yang dapat mendamaikan dan menyatukan berbagai perbedaan itu. 

Perjanjian itu kita kenal sebagai kesepakatan Piagam Madinah. Banyak pengamat sejarah piagam ini merupakan embrio perjanjian antar bangsa, seperti Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Magna Charta. 

Islam mengajarkan umatnya harus bersikap toleran terhadap berbagai perbedaan. Nabi Muhammad SAW memberikan jaminan perlindungan kepada umat Kristiani untuk melaksanakan ibadah sesuai agama mereka, begitu pula kepada umat Yahudi. 

Jaminan tersebut adalah kesepakatan seperti tertera di dalam naskah perjanjian Piagam Madinah itu, berbagai ketentuan yang menjamin adanya keterbukaan, saling menghormati, dan toleransi di antara mereka. 

Dalam fakta sehari-hari di Madinah jelas sudah tergambar praktik di kalangan masyarakat di sana, kebebasan beragama bagi pemeluk agama dan pembelaan bagi kaum yang lemah. 

Selain sejarah tercapainya perjanjian yang dikenal sebagai kesepkatan Piagam Madinah, Rasulullah SAW juga meninggalkan peristiwa sejarah yang meninggalkan sikap toleransi tinggi kepada kaum yang berbeda keyakinan.  

Peristiwa itu terjadi ketika Rasulullah SAW berhasil menaklukan kembali kota Makkah yang terjadi pada tahun 630 M atau tahun ke-8 sejak hijrah dari Mekkah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun