Dr. Herie Purwanto
Dr. Herie Purwanto Penegak Hukum

Bismilah, Menulis Tentang Korupsi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menapak Tangga, Menjemput Lailatul Qodar

13 April 2023   08:34 Diperbarui: 13 April 2023   08:38 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menapak Tangga, Menjemput Lailatul Qodar
Foto dokumen pribadi

Foto dokumen pribadi
Foto dokumen pribadi

Walaupun, diimani datangnya Lailatul Qodar pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, namun bukan berarti tidak mungkin turun selain malam-malam tersebut. Semua adalah Kuasa Alloh SWT.

Sebagai sebuah pemaknaan kasih sayang Alloh pada hamba-nya yang melakukan ibadah dengan sungguh-sungguh, maka Lailatul Qodar menjadi dambaan setiap hamba-Nya yang penuh iman tidak goyah dalam menjalankan apa yang diperintahkan-Nya dengan penuh keiklasan. Bukankah sabda Rosululloh SAW sudah mengingatkan : " bersungguh-sungguhlah pada perkara yang bermanfaat bagimu?" Tentu kita tidak ingin masuk dalam golongan orang yang abai untuk bersungguh-sungguh sepenuh jiwa dan raga mengisi Ramadan dengan ibadah semaksimal mungkin.

Namun miris rasanya melihat fenomena yang sudah menjadi fakta, justru di hari-hari "puncak ibadah" ini saf-saf solat jamaa di masjid, sudah menggeser ke saf pertama. Pada awal Ramadan, dipastikan banyak musola dan masjid yang menambah gelaran tikar atau karpet hingga halaman untuk menampung antusias jamaah. Solat jamaah subuh-pun penuh. Di sepuluh hari terakhir Ramadan, justru sebaliknya tempat perbelanjaan seperti mall yang penuh siang hingga malam. Seolah, menjalankan sunnah-sunnah di bulan Ramadhan menjadi dinomor sekian-kan, sebaliknya urusan dapur, pakaian baru dan sejenisnya menjadi perioritas. Apa yang sering diingatkan pada khotib di awal Ramadan, untuk tidak lengah dan kendor mengisi hari-hari hingga detik malam takbiran tiba dengan ibadah, menjadi himbauan masuk telinga kanan dan langsung keluar di telinga kiri.

Foto dokumen pribadi
Foto dokumen pribadi

Bila sudah demikian, sebagaimana menapak tangga tadi, banyak yang sudah "patah arang" sebelum mencapai puncak tangga. Akhirnya apa yang didapat di malam takbiran? Adakah kegembiraan sejati yang ada dalam hati? Atau sebuah penyesalan karena Ramadan lewat begitu saja dan tidak tahu apakah Ramadan berikutnya bisa berjumpa lagi? Wallahu a'lam bishawab.

Selamat Beritikaf, Salam Hormat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun