Herlambang Saleh
Herlambang Saleh Guru

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah (Pram)

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Lontong dan Gorengan: Tradisi Sederhana Penuh Makna di Bulan Ramadhan

20 Maret 2024   13:26 Diperbarui: 21 Maret 2024   07:35 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lontong dan Gorengan: Tradisi Sederhana Penuh Makna di Bulan Ramadhan
Gorengan Kuning Keemasan (Koleksi Pribadi)

Perut keroncongan, adzan maghrib berkumandang diseluruh saluran televisi. Saatnya berbuka puasa dengan yang manis. Bagi sebagian orang di negeri ini, momen ini tidak lengkap tanpa adanya lontong dan gorengan. Kombinasi sederhana yang memberikan sensasi rasa yang tak terlupakan. 

Perpaduan gurihnya lontong berisikan oncom dengan renyahnya gorengan. Ditambah siraman sambal kacang pedas manis yang meningkatkan selera. Perpaduan yang akan selalu dirindukan di bulan Ramadhan.

Aroma harum gorengan tercium begitu menggoda. Beragam jenis gorengan sudah tersusun rapi dari sore hari, dengan warna kuning keemasan yang memanjakan mata. Mulai dari bakwan sayur, tempe goreng, tahu isi, bubur sumsum dan aneka kolak manis yang menggoda.

Lontong, si putih dan pulen yang selalu menemani, hadir dengan tekstur lembut penuh kehangatan. Disiram dengan sambal kacang pedas manis, lontong menjadi pasangan sempurna untuk gorengan. 

Gigitan pertama lontong yang dipadukan dengan gorengan ditambah siraman sambal kacang menghadirkan rasa bahagia yang tak terkira. Tak lupa segelas teh manis hangat untuk menghilangkan dahaga setelah sehari berpuasa.

Sensasi gurih, renyah, pedas dan manis berpadu menjadi satu, memanjakan lidah dan mengenyangkan perut yang kosong setelah seharian berpuasa. Tak ayal, perpaduan ini menjadi primadona di bulan Ramadhan, dinikmati semua usia, dari anak-anak hingga orang dewasa.

Tradisi berbuka dengan lontong dan gorengan bukan hanya soal mengenyangkan perut, juga memiliki nilai tradisi kekeluargaan. Momen ini menjalin, kelekatan dan kebersamaan dalam keluarga. Berkumpul bersama keluarga tercinta, canda dan tawa menghiasi suasana berbuka, sembari menikmati hidangan sederhana penuh makna.

Bagi sebagian orang, lontong dan gorengan bukan hanya hidangan berbuka puasa biasa. Mereka adalah simbol tradisi dan nostalgia Ramadhan yang tak terlupakan. Kenangan indah masa kecil saat berebut gorengan bersama teman-teman, atau momen kebersamaan bersama keluarga tercinta.

Meskipun gorengan memiliki citra rasa renyah, perlu diingat untuk tidak berlebihan dalam mengonsumsi gorengan. Menggoreng makanan dapat menyebabkan lemak trans yang tidak baik untuk kesehatan.

Menikmati lontong dan gorengan saat berbuka puasa boleh-boleh saja, asalkan diimbangi dengan pola makan sehat dan seimbang. Jangan lupa untuk memperbanyak mengonsumsi buah, sayur dan air putih guna menjaga kesehatan tubuh selam berpuasa. Selamat berbuka puasa! (hes50)

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun