hernawati kusuma
hernawati kusuma Administrasi

ibu yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Edukasi Anak Yuk, Berbuka dengan Kurma dan Air

21 Mei 2019   19:30 Diperbarui: 21 Mei 2019   19:37 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Edukasi Anak Yuk, Berbuka dengan Kurma dan Air
sumber: stylecraze.com

Saya baru sadar ketika tema hari ini tentang berbuka dengan yang manis-manis, apakah anjuran atau sekadar iklan? Ada yang salah memangnya?

Inilah kelemahan saya yang terlanjur menelan mentah-mentah apa yang kayaknya sudah umum di masyarakat. Semoga teman-teman tidak demikian ya. Karena tema ini maka saya mencari informasi ke berbagai sumber. Termasuk mendengarkan ceramah beberapa ustad terkenal khusus tema ini. Saya juga menanyakan ke beberapa teman di kantor yang paham tentang ini. Ternyata hasilnya sama.

Mereka memberikan referensi tentang berbuka sebagai berikut.

Dari Anas bin Malik ia berkata," Rasulullah berbuka dengan rutab sebelum salat, jika tidak terdapat rutab maka beliau berbuka dengan tamr, jika tidak ada beliau meneguk air." (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Rutab adalah kurma yang masih muda, segar, dan berair. Tamr adalah kurma kering yang sering kita temukan di sini. Jadi, bukan berbuka dengan yang manis-manis.

Selain itu, hadist lain juga ada. Dari Salman bin Amir Radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah SAW bersabda," Bila kalian berbuka puasa, maka berbukalah dengan kurma, karena kurma itu barakah. Kalau tidak ada kurma, maka dengan air karena air itu mensucikan." (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi).

Saya sendiri kurang tahu pastinya kapan ungkapan "berbukalah dengan yang manis" itu mulai memasyarakat. Yang pasti beberapa iklan yang saya perhatikan beberapa hari ini memang begitu. Tiba-tiba saja saya jadi pengamat.

Salah satunya iklan susu kental manis. Dalam iklan tersebut digambarkan ada seorang anak laki-laki sedang menunggu bedug Maghrib ketika sang ibu menyiapkan takjil berupa es atau sup buah. Ketika azan berkumandang, semua keluarga menyantap hidangan. Si bocah yang tidak kebagian menjadi sedih. Ternyata ia salah. Ibunya justru memberikan sup buah dalam mangkok yang besar padanya. Tentu saja dengan susu kental manis di atasnya. Dan tagline "Berbukalah dengan yang manis" segera meluncur.  

Ada lagi iklan sirup terkenal yang mengadopsi cerita rakyat. Timun Mas. Iklan ini terbagi dalam beberapa episode. Ceritanya sih nggak jauh beda dengan versi aslinya. Pada bagian pertama digambarkan ada sepasang suami istri yang tidak punya anak. Raksasa datang membawa bibit ketimun dengan berkata. " Kau kuberi anak tapi suatu saat akan kuambil."  Akhirnya si anak besar dan raksasa tersebut menagih janji. Sang ibu memberikan sesuatu agar digunakan si anak yang dinamai Timun Mas ini ketika menghadapi bahaya.

Pada part 2, Timun Mas dan Buto Ijo---nama raksasa itu---berkejar-kejaran sudah selama satu bulan. Sampai orang-orang di sekitarnya mafhum. Akhirnya Timun Mas mengeluarkan sesuatu dari kantungya untuk menghalau Buto Ijo. Ternyata durian yang ditali dan mengikat sang raksasa. Pada saat yang sama, azan Maghrib berkumandang. Seorang ibu menyajikan minuman---es buah---dengan berkata. "Yuk, buka dulu"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun