hernawati kusuma
hernawati kusuma Administrasi

ibu yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Harta yang Paling Berharga Memang Keluarga

31 Mei 2019   14:46 Diperbarui: 31 Mei 2019   14:52 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi Anda yang tinggal jauh dari perkotaan dan tidak memungkinkan nonton bioskop,  saya rekomendasikan untuk nonton Keluarga Cemara saja. Film ini akan ditayangkan perdana di layar kaca pada hari Kamis, 6 Juni 2019 pukul 16.30 oleh SCTV. Setidaknya begitu yang saya baca di jadwal Festival Layar Lebar SCTV pada lebaran kali ini.

Keluarga Cemara ini termasuk film baru karena dirilis 3 Januari 2019 yang lalu. Pemeran utamanya Ringgo Agus Rahman (Abah), Nirina Zubir (Emak), Adisty Zara/Zara JKT48 (Euis), Widuri Sasono (Cemara). Film ini merupakan adaptasi dari novel karya Arswendo Atmowiloto. Sebelumnya Keluarga Cemara merupakan Cerbung yang dimuat di Majalah Hai sekitar tahun 70-an. Dalam bentuk sinetron dengan judul yang sama sempat menghiasi layar televisi sekitar tahun 90-an. Original soundtrack sinetronnya pasti masih tersimpan dalam ingatan. Harta yang paling berharga adalah keluarga, istana yang paling indah adalah keluarga.  

Saya masih berstatus mahasiswa baru pada saat itu. Merekam nilai-nilai moral yang disuguhkan bagi sebuah keluarga. Sebagai seorang gadis, saya diam-diam mendamba keluarga serupa. Hehehe... Sederhana. Harmonis. Pun dalam kesempitan. Penuh kejujuran dan cinta. Sekarang saya telah menjadi ibu. Menjadi pemeran utama dalam keluarga yang saya bangun. Saya merasakan kebenaran penggalan soundtrack di atas bahwa harta yang paling berharga memang keluarga.

Kalau tentang konten film sepertinya senada. Keharmonisan keluarga. Sedikit perbedaan pada profesi sang Abah. Kalau versi lama abah adalah penarik becak. Sosoknya yang sangat sabar dan bertanggung jawab. Pada versi baru, abah sempat menjadi orang kaya yang bangkrut.  Hidup seperti roda yang berputar. Kadang di atas kadang di bawah. Bisa jadi hari ini masih berharta, esok hari tiada.

Abah harus memboyong keluarganya ke pedesaan. Menempati rumah warisan keluarga yang tidak bisa dibilang layak huni. Digambarkan bagaimana seorang remaja kota---Euis---yang harus menyesuaikan diri dengan lingkungan pedesaan. Bagaimana ia menjadi seorang kakak yang mengayomi adiknya. Bagaimana seorang anak kecil---Ara--- begitu cerianya menyambut hari-harinya di desa. Jatuh bangunnya Emak untuk membantu mengepulkan asap dapur dan tentu saja Abah mempertahankan cinta dalam bentuk keluarga.  

Tonton sendiri ya. Jadi nggak seru kalau diceritakan. Catat jadwalnya. Jangan lupa karena film ini mengajarkan pada kita tentang bahagia dalam kesempitan. Bagi para ayah, tonton juga ya agar apa yang dikatakan oleh ibu Elly Risman bahwa Indonesia adalah a fatherless country tidak terjadi pada keluarga Anda.

Terus terang, saya menulis ini dan merekomendasikan film ini sebagai pengingat bagi diri saya pribadi. Pada siapa kita mencari dukungan kalau bukan keluarga.

Selamat Menonton Keluarga Cemara Reborn.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun