Kebersamaan Bukber di Bawah Pohon Tanjung Samping Rumah
Cak Kandar: Tentang Buku (Bahasa) Jawa
Dalam kurun tujuh tahun terakhir, Cak Kandar, penjaga gawang penerbit Interlude, gliyak-gliyak ngopeni penerbitan buku sastra Jawa. Menurut Cak Kandar, setidaknya ada dua nama yang layak disebut dalam upaya kecil menerbitkan buku sastra Jawa. Kedua nama itu tak lain Iman Budhi Santosa dan Djajus Pete. Iman Budhi Santosa (IBS) secara tersirat lewat beberapa obrolan seperti menggiring Interlude untuk mencoba menggarap karya sastra Jawa.
Jauh di tahun sebelumnya, krenteg Cak Kandar untuk membaca sastra Jawa adalah pertemuannya dengan sosok Djajus Pete. Karya Djajus sudah diakrabi di panggung Bincang-Bincang Sastra Studio Pertunjukan Sastra (SPS) pada tahun 2010.
Buku kumpulan cerita Wit Tanjung Ngiringan Omah (Bu Ageng Cicit) diterbitkan Interlude (2023), tidak sekadar untuk nguri-nguri satra/budaya Jawa.
"Kami menerbitkannya dalam rangka saderma ajar nandur wiji keli. Demikianlah, tak bosan-bosan kami "rengeng-rengengke" dalam upaya neruske laku, ajar olah tetanen buku," jelas Cak Kandar.
Diterangkan lebih jauh, meskipun buku Wit Tanjung Ngiringan Omah hanya berisi tiga cerita, namun pikiran dan imaji pembaca akan diajak melancong pada kurun waktu yang cukup jauh. Dari zaman geger 1965 ke geger Tumapel, lalu menyusuri kehidupan para rakai di zaman Mataram Kuno. Tentang perempuan bernama Dhatu, Selirang dan Arok, juga tentang Rakai Warak.
"Buku ini memuat tiga cerita dalam tarikan napas yang begitu panjang," jelas Cak Kandar.
Kesenian mempersatukan kami buka puasa bersama di bawah pohon tanjung samping rumah. Begitulah indahnya ramadan adalah kehendak saling berbagi dengan sesama.