Kasmir Khan
Kasmir Khan Freelancer

Saya adalah seorang blogger beberapa blog saya HealLife | https://www.heallife.my.id

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mengenang Tradisi Mudik Lebaran dan Berbagi Kebahagiaan

13 April 2023   05:54 Diperbarui: 13 April 2023   05:56 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenang Tradisi Mudik Lebaran dan Berbagi Kebahagiaan
sumber : kompas.com

Sejarah dan Makna Mudik Lebaran

Tradisi mudik lebaran sudah ada sejak lama di Indonesia, terutama di kalangan masyarakat yang beragama Islam. Mudik lebaran merupakan tradisi perjalanan pulang kampung yang dilakukan pada momen Hari Raya Idul Fitri setelah sebulan menjalani ibadah puasa Ramadan. Tradisi ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia yang dipraktikkan secara turun temurun.

Asal usul tradisi mudik lebaran sendiri tidak bisa dipastikan secara pasti. Namun, beberapa sejarawan berpendapat bahwa tradisi ini telah ada sejak zaman kerajaan di Indonesia. Pada masa itu, raja-raja dan keluarganya akan melakukan perjalanan pulang kampung untuk merayakan hari raya bersama keluarga dan rakyatnya. Kemudian, tradisi ini terus berkembang dan menjadi bagian dari budaya masyarakat secara umum.

Makna Mudik Lebaran

Mudik lebaran memiliki makna yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Beberapa makna yang terkandung dalam tradisi mudik lebaran antara lain:

Merajut Tali Silaturahmi: 

Mudik lebaran menjadi momen di mana anggota keluarga yang telah berpencar karena pekerjaan atau studi di luar kota, bisa berkumpul kembali di kampung halaman. Hal ini memperkuat tali silaturahmi antar anggota keluarga, mempererat hubungan emosional, dan menciptakan kebersamaan yang hangat di antara mereka.

Berbagi Kebahagiaan: 

Mudik lebaran juga menjadi momen untuk berbagi kebahagiaan dengan keluarga, tetangga, dan teman di kampung halaman. Masyarakat saling memberikan maaf, saling bermaafan, dan saling mengunjungi sebagai tanda persaudaraan dan kedekatan. Hal ini memberikan kebahagiaan tersendiri bagi setiap individu yang melakukan mudik.

Menyegarkan Jiwa: 

Setelah menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh, mudik lebaran menjadi momen untuk menyegarkan jiwa dan pikiran. Kembali ke kampung halaman, jauh dari hiruk pikuk kota, dan merasakan udara segar serta suasana yang lebih tenang dapat memberikan ketenangan jiwa dan membantu untuk merefresh pikiran.

Menjaga Tradisi: 

Mudik lebaran juga merupakan upaya untuk menjaga tradisi dan budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita. Tradisi mudik lebaran menjadi bagian dari identitas budaya Indonesia yang kaya akan nilai-nilai kebersamaan, kekeluargaan, dan agama. Melalui tradisi ini, kita memperkuat akar budaya kita dan menjaga keberlanjutan tradisi tersebut untuk generasi mendatang.

Dalam kesimpulan, mudik lebaran bukan hanya sekadar perjalanan pulang kampung setelah menjalani ibadah puasa Ramadan, tetapi juga memiliki makna yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Merajut tali silaturahmi, berbagi kebahagiaan, menyegarkan jiwa.

Cerita Perjalanan Mudik Lebaran

Perjalanan mudik lebaran seringkali diwarnai dengan beragam cerita menarik. Mulai dari persiapan sebelum mudik, seperti mempersiapkan kebutuhan selama perjalanan, merencanakan rute perjalanan, dan memastikan kendaraan dalam kondisi baik. Selama perjalanan, seringkali ditemui momen yang mengharukan, seperti bertemu saudara yang sudah lama tidak ditemui, berbincang dengan tetangga di sepanjang jalan, dan menikmati keindahan alam Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun