Syaiful Rohman R
Syaiful Rohman R Guru

Praktisi Pendidikan, Penulis, Penggiat Literasi, Pemerhati Lingkungan Hidup, Sosial Budaya, dan Kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Toleransi pada Kalangan Umat Islam di Pulau Madura

1 April 2024   05:39 Diperbarui: 1 April 2024   05:45 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toleransi pada Kalangan Umat Islam di Pulau Madura
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Pulau Madura, sebuah pulau yang terletak di sebelah utara Jawa, dikenal karena budaya yang kental dan tradisi religiusnya yang kuat. Di tengah keberagaman umat Islam di pulau ini, nilai-nilai toleransi juga tumbuh subur. Berikut adalah gambaran tentang bagaimana toleransi terwujud di kalangan umat Islam sendiri di Pulau Madura.

1. Keragaman Praktik Keagamaan

Meskipun mayoritas penduduk di Pulau Madura adalah umat Islam, terdapat keragaman dalam praktik keagamaan di antara mereka. Beberapa orang mungkin lebih taat dalam menjalankan ibadah, sementara yang lain mungkin memiliki pendekatan yang lebih santai. Namun, meskipun ada perbedaan dalam praktik keagamaan, umat Islam di Pulau Madura tetap hidup berdampingan dengan damai. Mereka menerima perbedaan ini sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari dan tidak membiarkan perbedaan tersebut memecah belah mereka.

2. Saling Menghormati Waktu Ibadah

Salah satu aspek penting dari toleransi di kalangan umat Islam di Pulau Madura adalah saling menghormati waktu ibadah. Ketika ada waktu salat, baik yang berpuasa maupun yang tidak, mereka memberikan ruang dan kesempatan bagi sesama umat Islam untuk menjalankan ibadahnya dengan khusyuk. Bahkan mereka yang tidak berpuasa, seperti para pedagang atau pekerja, akan mengatur waktu kerja mereka agar tidak mengganggu ibadah orang lain. Ini menunjukkan sikap penghargaan yang tinggi terhadap praktik ibadah satu sama lain.

3. Gotong Royong Selama Bulan Ramadan

Bulan Ramadan, bulan penuh berkah di kalender Islam, menjadi momen yang memperkuat nilai-nilai toleransi di Pulau Madura. Di desa-desa dan kota-kota kecil, umat Islam berkumpul untuk melakukan kegiatan gotong royong. Mereka bekerja sama dalam mempersiapkan hidangan berbuka puasa bersama di masjid atau tempat-tempat ibadah lainnya. Selama kegiatan ini, tidak ada perbedaan antara yang berpuasa dan yang tidak. Semua bersatu dalam semangat berbagi dan kebersamaan, menciptakan ikatan sosial yang erat di antara mereka.

Toleransi di kalangan umat Islam sendiri di Pulau Madura tidak hanya sekedar konsep, tetapi juga menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Dengan menerima dan menghargai perbedaan dalam praktik keagamaan serta saling mendukung satu sama lain, umat Islam di Pulau Madura memperkuat hubungan sosial mereka dan menjaga kedamaian di tengah-tengah masyarakat yang multikultural.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun