Sinopsis Versi Sendiri dari Koleksi Buku Pribadi
Membaca kisah nabi Muhammad SAW yang banyak mengalami kesusahan hingga mengalami banyak peperangan demi memperjuangkan Islam, membuat saya mengeluarkan air mata. Sangat mengharukan.
Begitu juga ketika membaca "Anggraini dan Tebaran Daun Muda" karya Juliarendra Muktijo.
Kisah percintaan Anggraini dan Hartanto di tengah perang gerilya hingga Revolusi Indonesia mencapai puncaknya, membuat saya menangis. Meskipun hanya cerita dari hasil daya khayal belaka, setidaknya kita membayangkan dan ikut merasakan bagaimana perjuangan rakyat Indonesia zaman dahulu.
Anggraini yang begitu senang memasuki usia 17 tahun mulai mengenal pemuda pejuang bernama Hartanto, dan kisah mereka berdua dilalui ketika dunia penuh darah.
Suara-suara tembakan hampir terdengar setiap hari. Ketika ibu Anggaraini melahirkan adik Anggaraini, seorang komandan mengabarkan ayah Anggaraini diselamatkan ke luar kota sedangkan Hartanto tewas.
Sinopsis novel "Ronggeng Dukuh Paruk" karya Ahmad Tohari juga saya abadikan dalam tulisan yang saya jadikan satu dengan sinopsis non fiksi.
Buku puisi "Air Mata Kopi" karya Gola Gong diawali dengan kalimat "Kepada para pecinta kopi: air yang kau seduh dengan kopi itu adalah air mata para petani kopi" juga sangat mengharukan.
Banyak puisi yang menarik memang, namun kumpulan puisi sebanyak 49 puisi bertemakan kopi ada kisah yang menorehkan luka para petani.
Saya bukan pekerja kantoran, atau kaum profesionalis lainnya. Sehingga saya hanya mampu membuat sinopsis yang tidak bisa saya muat di kompasiana secara detil.
Saya hanya seorang pembaca, sebatas ingin meningkatkan membaca dengan panduan buku "How To Read A Book" karya Mortimer J. Adler & Charles Van Doren. Cara jitu mencapai puncak tujuan membaca.