Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com
Ternyata Ini Rahasia Kerokan Selain Mengatasi Sakit Ringan
Bahkan ada hasil penelitian Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Solo, Prof. Dr. Didik Gunawan Tamtomo, dr, PAK, MM, M.Kes pada tahun 2007 yang berjudul "Efektifitas Pengobatan Tradisional Kerokan Pada Penanggulangan Nyeri Otot", hasil penelitiannya menyebutkan bahwa kerokan terbukti efektif untuk mengatasi nyeri otot. Gejala sakit ringan seperti pegal dan linu atau demam ini sangat ampuh diatasi lewat kerokan, sama seperti menelan butir parasetamol sebagai obat sakit kepala.
Ada Sensasi Sulit Dikatakan
Ada rasa geli dan perih saat koin bersentuhan dengan kulit dan tekanan goresan tepat di bagian linu. Tubuh bereaksi terkena memaparkan jaringan endotel yang merangsang tubuh untuk menghasilkan endorfin. Kemudian endorfin dilepaskan oleh tubuh yang efeknya membuat tubuh jadi lebih segar setelah dikerok. Hal tersebut terjadi karena penyumbatan yang terjadi pada pembuluh darah sudah kembali lancar seperti semula.
Hormon endorfin sendiri berfungsi untuk meredakan rasa sakit dan memberikan rasa nyaman. Nah, sensasi rasa nyaman inilah yang ingin diulang-ulang oleh kita dan terjadi dalam bentuk kenikmatan sendiri. Saya mengakui kalau kenikmatan saat proses kerokan ini cukup melegakan bagi seorang jomblo. Karena sehabis dikerok akan merasa nyaman, tenang, enak badan. Tidurnya juga bisa nyenyak. Apalagi kalau di suguhkan secangkir wedang uwuh yang hangat.
Melakukan kerokan memang sulit dilakukan seorang diri, sebab kita tidak bisa menjangkau bagian punggung tanpa bantuan orang lain. Meminta bantuan orang seperti teman, keluarga atau pasangan adalah jawabannya. Satu rahasia yang tidak diketahui, dalam kerokan juga ada nilai hubungan kasih sayang dan komunikasi. Seperti Mang Juhai yang memberi sinyal kalau badannya terasa pegal linu, maka Bik Jubai sudah paham.
Ini juga terbukti ketika saya meminta ibu untuk membantu mengerok punggung saya. Ada omelan khas orangtua terhadap anak sewaktu proses dikerok. Mulai dari menyalahkan kita yang tidak jaga kesehatan, sampai mewanti-wanti kalau hasil kerokan tidak merah. Kadang, ibu juga suka sambil cerita sambil kerokan. Hangatnya kerokan ibu menjadi tanda kehangatan kasih sayang dan kebersamaan yang mungkin saja tidak bisa digantikan.
Saat badan terasa pegal linu, begah atau badan demam, bisa jadi akumulasi dari kelelahan kita selama aktivitas. Penyembuhan secara holistik seperti kerokan ini tak hanya ampuh mengatasi sakit ringan, apalagi saat ramadan. Namun dapat mengembalikan keseimbangan hubungan dengan orang dan melegakan jiwa.
Bagaimana dengan kalian? Apa punya pengalaman romantisme serupa seperti Mang Juhai dan Bik Jubai saat kerokan?
***