Sejumput Harapan di Bulan yang Penuh Berkah
Tak terasa bulan ramadan telah tiba. Ya, waktu berlari dengan cepat walaupun tidak secepat larinya The Flash. Namun ramadan kali ini sungguh sangat berbeda karena adanya wabah virus corona.
Keadaan ini membuat semua orang dianjurkan untuk melakukan physical distancing dan berdiam diri di rumah saja demi memutus mata rantai penyebaran virus bernama Covid 19 ini.
Beberapa masjid di lingkungan saya tidak menyelenggarakan sholat tarawih sehingga tak ada lagi sandal-sandal yang ditukar eh tertukar. Tak ada lagi mamang-mamang jajanan yang mangkal. Tak ada lagi anak-anak yang sliweran menenteng camilan. Tapi itu semua demi kebaikan bersama karena pandemi ini belum jua mau pergi dari bumi Indonesia.
Kecamatan di mana saya tinggal termasuk ke dalam daerah penyangga kota Bandung dimana kini tengah diberlakukan pembatasan skala besar-besaran atau PSBB. Di kecamatan saya ini sudah ada kasus positif Covid 19 yang cukup membuat khawatir.
Namun sangat disayangkan bahwa PSBB di kecamatan saya ini sepertinya tidak diindahkan oleh sebagian warganya. Betapa tidak, orang-orang masih banyak yang sliweran tanpa masker dan hobi berkerumun disana-sini.
Naik kendaraan roda dua saja masih cabe-cabean. Mereka ini entah tidak paham atau merasa diri kebal. Padahal pihak pemerintah daerah telah memberikan informasi kepada masyarakat secara langsung dengan mengerahkan beberapa unit kendaraan roda empat lengkap dengan seorang orator yang dipersenjatai toa dengan bunyi nan membahana.
Bila sudah begini, hanya sejumput harapan saya di bulan ramadan ini yaitu orang-orang yang tak mau tahu tentang bahaya Covid 19 segera tercerahkan walau tanpa bantuan Pakde Mario Teguh, loving you as always.
Tidak ada lagi yang mencak-mencak sambil menghasut tetangga ketika masjid tak menyelenggarakan shalat tarawih atau sholat berjamaah lainnya.
Tak ada lagi yang merasa arogan dengan pendapatnya yang belum diuji kebenarannya. Tak ada lagi yang menganggap enteng situasi gawat seperti sekarang ini.
Tak ada lagi yang berkerumun hahah-heheh tanpa tujuan yang jelas dan marah-marah ketika dibubarkan. Dan tak ada lagi yang malas menggunakan masker serta enggan menjaga kebersihan diri serta lingkungan.
Dan harapan lainnya di bulan yang penuh berkah ini adalah agar pandemi ini segera berakhir sehingga kita semua tak lagi menjalani hidup dibawah bayang-bayang kengerian dan ketidak pastian.
Sekian.