Welly Eru
Welly Eru Novelis

Nama Pena: Ikko Williams (Penulis novel Amin yang Sama dan Sujudku Karena Cinta)

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Lebaran Seru: Bermain Ludo dan Menantang Kepala Buaya

9 April 2024   12:02 Diperbarui: 9 April 2024   12:06 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lebaran Seru: Bermain Ludo dan Menantang Kepala Buaya
Galeri Pribadi

Lebaran adalah momen dimana tawa dan keceriaan berkumpul, menjadi jalinan yang mempererat tali silaturahmi keluarga. Tahun ini, Lebaran memiliki nuansa yang berbeda bagiku. Biasanya, kami akan menghabiskan waktu bersama keluarga untuk makan bersama atau sekadar mengobrol, namun tahun ini aku memperkenalkan sesuatu yang baru: bermain games bersama.

Aku membuka Lebaran dengan menantang para ponakan bermain Ludo: permainan papan klasik yang kini bisa diakses melalui ponsel. Kami berempat mengelilingi layar kecil, nyaris sejajar dengan piring kue Lebaran, masing-masing dengan strategi yang siap dijalankan. Tawa, ejekan bersahabat, dan hentakan kaki kecil para ponakan yang menirukan kuda-kuda dalam game, semakin membuat suasana menjadi hangat.

https://www.klikmystore.id/shop/ludo/
https://www.klikmystore.id/shop/ludo/
Memang tak ada yang bisa mengalahkan kegembiraan saat bertemu langsung dan berinteraksi. Namun, dengan bermain Ludo digital ini, ada keseruan tambahan yang tak terduga. Etalase virtual itu tak hanya menjadi medan pertempuran strategi kami, tapi juga mengingatkan betapa teknologi dapat mengubah cara kami berinteraksi tanpa mengurangi esensi kebersamaan.

Ketika sore menjelang dan udara mulai menyejuk, kami beralih ke permainan yang lebih tradisional. Aku mengeluarkan mainan berbentuk kepala buaya hijau dengan mulut yang terbuka lebar, menantang anak-anak untuk mencet gigi-giginya satu per satu. Mereka, yang baru pertama kali melihat permainan 'Pencet-pencetan Gigi Buaya' ini, menatap dengan mata berbinar.

https://www.tokopedia.com/lullaby-babyshop/mainan-buaya-gigit-board-game
https://www.tokopedia.com/lullaby-babyshop/mainan-buaya-gigit-board-game


"Ini gimana, Om?" tanya salah satu dari mereka dengan rasa ingin tahu yang memuncak.

Aku menjelaskan bahwa ini adalah tentang keberuntungan dan keberanian. Masing-masing giliran, kami mencet gigi buaya itu. Degup jantung kami berpacu, menantikan detik-detik ketika buaya tersebut akan "menggigit". Tawa terbahak meledak saat mulut buaya itu akhirnya mengatup pada giliranku. Terdengar suara kaget campur tawa yang riuh dari kami semua.

Game sederhana ini tak hanya menguji keberanian, tapi juga memperkuat ikatan kami. Tidak butuh permainan yang rumit untuk menikmati kebersamaan; hanya perlu keberanian mencet gigi buaya dan kesediaan untuk tertawa saat kejutan itu terjadi.

Lebaran kali ini penuh dengan suara riang dan desau angin yang membawa aroma hidangan Lebaran. Melalui permainan Ludo di ponsel dan Pencet-pencetan Gigi Buaya, kami menemukan kebahagiaan dalam bentuk yang sederhana. Ini bukan hanya tentang menang atau kalah, tetapi tentang membuat momen-momen yang akan dikenang, tentang menjaga tradisi keluarga dalam bentuk yang baru, dan yang terpenting, tentang memastikan bahwa hati setiap orang dipenuhi dengan sukacita.

Saat matahari mulai tenggelam dan adzan Maghrib terdengar, aku tersenyum menyadari bahwa games Lebaran ini adalah tambang emas kebahagiaan yang tak ternilai. Ini adalah tentang nostalgia, inovasi, dan tawa yang menjadi soundtrack dari Lebaran yang berkesan. Aku tidak sabar untuk melanjutkan tradisi ini di tahun-tahun mendatang, merangkai lebih banyak kenangan, satu pencetan buaya dan satu giliran Ludo pada satu waktu.

Ikko Williams
Magelang, 09 April 2024

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun