ILAH SOBARTINI
ILAH SOBARTINI Guru

Sebagai seorang pendamping dalam pelayanan pendidikan kepada siswa siswi sekolah dasar

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Automic Habits di Saat Bulan Ramadhan

29 Maret 2023   06:15 Diperbarui: 29 Maret 2023   06:27 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Automic Habits di Saat Bulan Ramadhan
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Sobartini Ilah

Bulan ramadhan tentu saja dinantikan oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia, semua bersiap menyambut kedatangan bulan suci ini dengan beragam niat dan tujuan.

Bulan ramadhan adalah bulan berbagi dimana kita biasanya berupaya mempersiapkan dana berlebih untuk persiapan sedekah, mempersiapkan makanan dan minuman apa saja yang akan disajikan selama bulan ramadhan, tak lupa disertai dengan niat beribadah yang lebih khusu sebagai tujuan utamanya.

 Umumnya kita semua berharap akan ada perubahan atas diri kita pada hal yang lebih baik, misalnya lebih berdisiplin dalam membagi waktu sehari-hari ataukah misalnya bagaimana kita meningkatkan durasi tadarus Al-Quran.

Dalam bahasan kali ini, saya terinspirasi oleh buku Automics Habits karangan James Clear, bagaimana cara yang efektif untuk membentuk kebiasaan baik dan menghilangkan kebiasaan buruk, yang saya kaitkan kondisi bulan Ramadhan sekarang.

Biasanya di awal ramadhan kita memiliki niat yang teguh untuk menggapai apa-apa saja yang menjadi tujuan mulia kita, lalu kita melaksanakannya dengan semangat 45, namun seiring berjalan dengan waktu, terkadang semangat menggebu itu perlahan menipis, kegiatan tidak lagi dilaksanakan dengan motivasi tinggi, sehingga pada akhirnya niat mulia itu pun terhempas dengan sendirinya.

Dalam buku Automics Habits, kita dikenalkan untuk membuat perubahan yang sangat kecil dahulu, 1% saja. Biasanya jika hal tersebut adalah kegiatan yang paling sederhana dan mudah, kita cenderung tidak mengalami kesulitan saat melaksanakannya. Nah setelah 1% tersebut dapat terlaksana dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah menjadikan itu sebagai sebuah kebiasaan yang berkelanjutan.

Sebagai contoh, jika kita kesulitan untuk membaca buku secara penuh, maka mari kita coba membaca buku hanya 1 halaman saja dahulu, atau jika itu masih terasa sulit, bacalah itu walau 1 paragraf. Tidak sulit bukan?

Jika itu sudah dilaksanakan, maka lakukan lagi pada hari esoknya, masih terasa mudah kan?

Lakukan itu setiap hari.

Dan rasakan apa yang berubah dari diri anda, ketika membaca 1 paragraf setiap hari sudah terbiasa anda lakukan, maka tidak ada yang salah jika kita meningkatkan itu menjadi 2 paragraf sehari. Dan pada akhirnya, badan kita akan membentuk kebiasaan untuk selalu memberi alarm jika kebiasaan itu pada satu waktu tidak dilaksanakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun