rokhman
rokhman Freelancer

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Beli Takjil Karena Kasihan Pedagangnya

19 Maret 2024   03:58 Diperbarui: 19 Maret 2024   03:59 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beli Takjil Karena Kasihan Pedagangnya
Ilustrasi. (Kompas.com/FREDERIKUS TUTO KE SOROMAKING)

Kadang ada yang banyak beli takjil bukan karena ingin makan besar di saat buka puasa. Ada yang beli takjil yang banyak, karena kasihan lihat penjualnya.

Dari banyak penjual takjil di jalanan, ada saja penjual yang terlihat sepi. Lalu karena kasihan, akhirnya beli takjilnya.

Jadi, membeli bukan karena butuh, tapi memberi karena rasa iba. Rasa ibu kemudian diniati dengan "berbagi rezeki".

Prediksiku, hal seperti itu ada di masa Ramadan. Sebab, di masa bukan Ramadan saja, juga ada.

Misalnya, tiba-tiba nyelonong di media sosial kita bahwa ada bapak penjual makanan yang sepi dari siang sampai sore. Lalu ada ajakan, "bisa dibeli jualan bapak itu".

Lalu netizen menggeruduk ke jualan si bapak. Sesuatu yang menegaskan, membeli bukan karena butuh, tapi karena kasihan.

Kasihan dari Dua Sisi

Kasihan pada penjual bisa dilihat dari dua sisi. Sisi pertama adalah sebentuk rasa kemanusiaan antarsesama. Karena kita memiliki rasa kasih sebagai manusia, lalu kasihan melihat penjual yang tak laris.

Bagi saya kasihan jenis ini sangat mulia. Sebab itu adalah cermin kepekaan sosial kita. Kita membeli bukan karena  butuh, tapi karena kasihan.

Kita tak lagi hanya makhluk ekonomi yang cari untung rugi, tapi kita makhluk dengan rasa kasih sayang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun