Ilya Ainur
Ilya Ainur Guru

saya ingin menulis lagi dan terus menulis sampai akhir

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Berbagi Bahagia Berbagi Kepada Sesama

8 Mei 2020   22:45 Diperbarui: 8 Mei 2020   22:40 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagi Bahagia Berbagi Kepada Sesama
ede56466-e793-496d-88bf-f3b435444dff-5eb57cc4d541df3a222a52e2.jpeg

"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisikan mereka, kecuali (bisik-bisikan) orang yang menyuruh bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mendamaikan di antara manusia. Dan siapa yang berbuat demikian dengan maksud mencari keridhoan Allah, tentulah Kami akan memberi kepadanya pahala yang amat besar." (An-Nisa; 114).

Ayat  di atas menjelaskan seraya menyuruh kepada umat muslim untuk melaksanakan sodaqoh dan berbuat kebaikan kepada sesama. Seperti yang kita ketahui bahwa banyak sekali ayat-ayat serta hadist yang menyuruh umat muslim untuk menyisihkan sebagian harta yang dimilikinya untuk diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Karena sesungguhnya diantara harta-harta yang dimiliki ada hak mereka yang membutuhkan.

Bersodaqoh atau juga membagikan zakat kepada yang menbutuhkan selalu dilaksanakan oleh umat muslim. Apalagi dibulan ramadhan seperti sekarang ini. 

Ditambah lagi di tengah kondisi pandemi seperti ini. Di mana banyak sekali orang-orang yang terpaksa dirumahkan. Terpaksa berhenti bekerja karena di PHK. Maka tidak ada pemasukan tetapi kebutuhan terus ada dan berlanjut. Maka dari itu uluran tangan para dermawan sungguh dinantikan oleh mereka.

Di televisi-televisi di sosial media kita dapat menyaksikan banyak sekali dermawan yang menyisihkan sebagian harta yang mereka miliki untuk mereka. 

Menyaksikan berita tentang itu semua sungguh membuat hari saya juga ikut tergugah untuk membantu orang di sekitar rumah saya. Membagikan apa yang dimiliki meski tidak banyak dan tidak bernilai tinggi. Namun semampu saya dan keluarga ingin menebar kebaikan dan conecting happines kepada sesama.

Alhasil di tengah pandemi kemarin saat hasil panen sudah ada. Mamah saya menbagikan sebagian berasnya kepada warga sekitar rumah. Meski per keluarga hanya mendapatkan satu liter beras. 

Mamah, saya dan keluarga berharap memberikan harapan dan kebahagiaan kepada mereka yang mendapatkan. Lalu setelahnya saat pohon pisang milik bapak saya yang ada di kebun berbuah. Mamah saya mengolahnya menjadi pisang yang direbus. Lalu juga dibagikan kepada warga di sekitar rumah.

Di mesjid tempat saya tarawih setiap malam juga banyak dermawan yang berbagi kepada jamaah. Dari mulai donat, kurma, buah, wafer dan masih banyak lagi. Membuat seluruh jamaah pulang dengan hati senang. Setidaknya ada rasa bahagia saat pulang tidak dengan tangan kosong. Ada cemilan untuk bekal menonton tv setelah tarawih.

Lalu untuk saya sendiri. Saya tergerak melakukan hal baru yang saya mampu lakukan. Di kampung saya setiap waktu sahur ada sekitar 20 pemuda melakukan aksi ronda sahur. Di mana mereka berkeliling kampung membangunkan warga untuk bangun sahur. Dengan berteriak "Sahur sahur. Sahur Sahur. Ibu Ibu bapak bapak yok kita bangub sahur. Besok kan kita akan berpuasa. Berpuasa dapat pahala. Nggak puasa mendapatkan dosa." Ditemani dengan tabuhan gendang yang menggelegar. Membuat siapa saja yang mendengar pastinya langsung terbangun. Saya ingin membuat mereka terus bersemangat dengan berbagi nasi bungkus dan cemilan untuk menemani mereka sahur.

Banyak sekali cara untuk membuat orang-orang disekitar bahagia. Berbagi kebahagiaan dengan cara-cara yang bisa dan mampu kita lakukan. Semoga kita semua di tengah pandemi ini tetap terhubung dalam kebahgiaan dan kebaikan.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun