Inayat
Inayat Swasta

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menggerakan Hati, Lisan, dan Anggota Tubuh Lainnya Untuk Senantiasa Bersyukur Kepada Allah SWT

11 Maret 2024   08:17 Diperbarui: 11 Maret 2024   08:23 2732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menggerakan Hati, Lisan, dan Anggota Tubuh Lainnya Untuk Senantiasa Bersyukur Kepada Allah SWT
Dok. lpmdinamika.co

Menggerakan Hati, Lisan, dan Anggota Tubuh Lainnya Untuk  Senantiasa  Bersyukur Kepada Allah SWT

"Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya melalui gerak lisan,yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat, melalui hati berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah selalu berprasangka baik atas apa yang telah diberikan Allah SWT, dan melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah" (MadarijusSalikin, 2/244). Lawan dari syukur adalah kufur nikmat, yaitu enggan menyadari atau bahkan mengingkari bahwa nikmat yang ia dapatkan adalah dari Allah Ta'ala. Semisal contoh dalam sejarah bagaimana pengingkaran Qarun atas nikmat yang dierikan Allah SWT berkata, "Sungguhharta dan kenikmatan yang aku miliki itu aku dapatkan dari ilmu yang aku miliki" (QS. Al-Qashash: 78)"

Salah satu kunci mendapatkan kehidupan yang bahagia adalah selalu mengembangkan sikap bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan bukankah dengan semakin banyak bersyukur maka semakin banyak pula kebahagiaan yang akan dimiliki seseorang, dan ucapan  syukur yang meluncur dari lisan sesungguhnya merupakan kesinambungan dari kelembutan  hati seseorang  dalam ungkapan kecintannya terhadap sang pemberi nikmat yatiu Allah SWT kesinambungan rasa bersykur anggota tubuh untuk selalu tha'at dan merunduk atas perintah-Nya, tidak upa lisan selalu berucap Ahamdulillah dengan memujinya dimna dan kapan saja inilah yang seharusnya didendangkan dalam setiap nafa kehidupan  

Segala kelezatan nikmat yang sudah dirasakan itulah yang mendasari mengapa kita harus selalu bersyukur ? tentu saja ini sangat menarik untuk menjadi pembelajaran bersama bahwa bersyukur sesuatu yang sangat mudah untuk diucapkan tetapi implementasinya  tidak semudah yang dibayangkan namun begitu  sikap rasa bersyukur atau berterimakasih  wajib dilakukan oleh setiap manusia atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT terhadap hambanya baik nikmat yang melekat dalam tubuh kita  dengan segala aneka organ yang ada dalam diri manusia rasanya sulit kita untuk menghitung nikmat hatta yang ada dalam tubuh begitu sempurnanya  Allah SWT menciptakan manusia dan kita tidak akan mampu untuk menghitungnya belum lagi  nikmat-nikmat lainnya sebagaimana Firman Allah SWT "Wa in ta'udd ni'matallhi l tushh, innallha laghafrur ram  "Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya" (An-Nahl * Ayat 18) ayat ini semakin mempertegas bahwa manusia tidak akan mampu menghitung nikmat yang telah diberikan Allah SWT untuk hambanya  karena terlampau banyak nikmat yang telah dirasakan manusia disadari atau tidak disadari hakikat semua nikmat yang dirasakan oleh manusia di alam jagad raya ini adalah atas karunia Allah SWT dari mulai nikmat hidup, nikmat sehat, nikmat rizki berlimpah, nikmat diberikan anak-anak yang sholeh, nikmat keselamatan dalam perjalanan, nikmat udara, dan nikmat-nikmat yang lainnya maka kunci dari semuanya adalah bersyukur atas apa yang telah Allah SWT  berikan, maka dengan demikian mustahil manusia mampu menghitungnya karenanya solusinya adalah  ucapan syukur harus senantiasa selalu meluncur dari lisan manusia sebagaimana yang disampaikan Hujjatul Islm" (Sang Hujah atau Pembela Islam) dan "Mujaddid Al-Qarn Al-Khmis" (Pembaharu Abad ke-Lima)" menurutnya rasa syukur harus dihadirkan dalam hati, lisan dan perbuatan, adapun rasa syukur dengan hati adalah  dengan menyembunyikan kebaikan bagi seluruh manusia tidak terbersit dalam hati menunggu pijian dialamatkan atas kebaikan yang telah dilakukan tetapi justru menyemunyikan amal kebaikan itu dari penglihata manusia sebaliknya selalu menghadirkannya Allah SWT dalam segala aktifitas tidak melupakannya.

Dk. Nuonline jatim
Dk. Nuonline jatim

Adapun bersyukur yang dinyatakan dengan lisan adalah dengan mengucap tamd atau Alhamdulillah menunjukkan rasa syukur,  pengakuan,  pengagungan, dan pujian kepada Allah SWT atas segala nikmat, karunia, dan rahmat yang diberikan-Nya sebagaimana hadist Rasulullah SAW "Tidaklah Allah memberikan kenikmatan kepada seorang hamba, kemudian ia mengucapkan alhamdulillah kecuali apa yang dia berikan itu lebih utama daripada apa yang telah ia terima." (HR Ibnu Majah) dan kalimat Alhamdulillah seringkali digunakan saat mendapatkan nikmat kemudian kita merasa bersyukur atas nikmat atau kebaikan yang diterima, baik dalam hal kesehatan, rezeki, kesuksesan, atau keselamatan, kita dapat mengucapkan Alhamdulillah sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT. Ini adalah cara untuk mengingatkan diri sendiri bahwa Allah adalah sumber segala sesuatu

                                                                                                                           Dok. Pngtree

Lalu bagaimana bersyukur dengan anggota tubuh berarti harus menggunakan organ tubuh untuk menaati perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya, seperti tercantum dalam QS. Saba ayat 13 yang berbunyi: Artinya: "Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah)." Jadi kesimpulannya bersyukur atas anggota tubuh adalah bagaimana  mempergunaan kenikmatan itu untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT, tidak mempergunakannya untuk berbuat maksiat nikmat mata misalkan bagaimana menggunakan mata untuk membaca ayat-ayat Allah SWT, melihat cipataan-Nya yang termasuk ayat kauniyah merupakan tanda-tanda kebesaran Allah yang bisa dilihat dari fenomena alam untuk mengenal dan menguatkan iman kepada Allah Swt., guna memenuhi kebutuhan hidup manusia dan menunaikan tugas sebagai khalifah fil ardhi yang begitu indah semuanya untuk hamba-Nya lalu berucap "rabban m khalaqta hdz bthil" "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia" (QS. Ali 'Imran * Ayat 191)

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

  Begitu juga dengan nikmat telinga (pendengaran)  selalu diperdengarkan untuk hal-hal kebaikan menyaring segala informasi yang masuk, bagaimana dengan menggunakan nikmat  kedua kaki selalu melangkah ketempat yang diridhai Allah SWT, nikmat tangan selalu digerakan untuk menggapai kebaikan dengan membuka Al-Qur'an misalkan, digerakan untuk memberi sedekah, menolong orang lain dsb, untul lisan dengan selalu mengucapkan kebaikan-kebaikan yang bisa menyelamatkan diri dan orang lain Allah SWT berfirman  "Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan." (QS Yasin ayat 65) ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukan oleh anggota tubuh akan menjadi saksi kelak diakhirat.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun