Apakah Ramadhan Tahun Ini Berakhir Happy Ending atau Sad Ending
Apakah Ramadhan Tahun Ini Berakhir Happy Ending, atau Sad Ending
Bicara soal happy ending rasanya kita perlu mengadopsi istilah dalam dunia film karena happy ending sudah menjadi bagian dari pola storytelling yang umum dalam film sebagai akhir cerita yang memperlihatkan karakter utama yang berhasil meraih kebahagiaan di akhir cerita sehingga bisa menggugah perasaan penonton melalui suguhan manis rangkaian cerita dengan memperlihatkan keberhasilan mengatasi masalah yang dihadapinya.
Happy ending juga bisa dimaknai sebagai jalan keluar dari kisah cerita gelap, penuh konflik, berdarah-darah dan tantangan. Namun semua bisa dilalui dengan memberikan kesan positif terhadap penonton. Begitupun juga dalam sebuah pertunjukkan misalnya ada awal dan ada akhirnya.
Setiap panggung sandiwara ada awal dan ada akhirnya, demikian juga dengan film, ada awal dan ada akhirnya, hanya saja yang membedakannya adalah apakah berakhir sad ending atau happy ending. Namun begitu biasanya para penonton akan sangat bergembira.
Jika akhir film itu adalah happy ending dengan begitu maka para penonton keluar dari bioskop akan merasa terpuaskan dan gembira bercampur bahagia karena aktornya idolanya bisa memenangkan pertarungan yang sangat menegangkan namun berakhir dengan husnul khatimah sebaliknya penonton akan merasa sedih.
Jika dari cerita film berakhir dengan tragis bahkan mungkin bisa mengalamatkan cercaan terhadap surradara karena tidak berpihak terhadap actor utama meski sesungguhnya kita menyadari bahwa ini hanya sebuah cerita yang bisa diangkat dari kisah nyata atau fiktif belaka
Lalu bagaimana jika cerita film, sandiwara ataupun drama dikaitkan dengan kisah perjalanan selama bulan ramadhan maka pertanyaannya adalah apakah semua yang menjalani ibadah puasa bisa mengakhiri Ramadhan dengan Happy Ending (husnul khatimah) atau sebaliknya?
Menjawab pertanyaan ini tentu dikembalikan kepada individu masing-masing apakah memiliki kemampuan untuk memanfaatkan waktu selama berjumpa dengan bulan Ramadhan dengan investasi amal kebaikan sebagaimana yang dianjurkan Rasulullah SAW.
Namun jika melihat dari sisi kegembiraan berjumpa dengan bulan suci Ramadhan yang sangat dinanti-nantikan karena berjumpa dengan tamu istimewa adalah merupakan karunia dari Allah SWT dan seorang muslim dijamin akan bergembira saat bertemu dengan Ramadhan.
Kegembiraan ini berlanjut dengan dibuktikan melalui serangkaian amal ibadah selama bulan suci ramadhan karena bukankah kita tidak bisa menjamin usia seseorang akan mengantarkan pada bulan penuh keberkahan ini kecuali atas izin Allah SWT.