Memulai Puasa Syawal Itu Tantangannya Berat namun Mendulang Pahala Berlipat
Memulai Puasa Syawal itu Tantangannya Berat Namun Mendulang Pahala Berlipat
Puasa Syawal adalah puasa sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk ditunaikan oleh umat Islam setelah bulan Ramadhan sesuai dengan namanya puasa ini berlangsung selama enam hari di bulan Syawal, dan harus menjadi sebuah keyakinan bagi yang menjalankannya akan mendapatkan pahala seperti pahala puasa selama satu tahun.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh." Jika melihat hadis ini maka sangat wajar Allah SWT memberikan upah pahala belipat kepada hamba yang melaksanakan puasa syawal mengingat dalam pelaksanaannya sangat berat maka upahnyapun berlipat.
Hal tersebut sesuai dengan kaidah fiqh yang menyatakan "Al Ujroh Biqodril Masyaqqoh" bahwa tingkat kesulitan itu menentukan pahala" contoh perkara sunnah lainnya yang cukup berat dilaksanakan adalah sholat sunnah qiyamullail (tahajud) bagaimana pahalanya tidak besar karena tantangan pelaksanaannyapun sangat berat.
Bayangkan harus bangun dimalam hari saat tidur yenyak sambil mendengkur diatas kasur empuk dengan selimut hangat tiba-tiba harus bangun ditengah malam yang dingin kalaupun mengambil air wudu maka harus bisa melawan dinginnya air malam hari ini bukan amalan mudah terlebih bagi orang yang tidak terbiasa bangun malam tentu sangat berat sekali.
Karena tantanganya berat maka pahalanya juga besar sebagaimaa firman Allah SWT Al-Quran Surat al-Isra ayat 79, "Dan dari sebagian malam shalat tahajudlah kamu (Muhammad) dengan membaca Al-Qur'an (di dalamnya) sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu menempatkanmu pada tempat yang terpuji." (QS al-Isra: 79) sholat sunnah tahajjud sebagai salah satu sholat sunnah yang termakstub didalam Al-Qur'an ini menunjukkan betapa istimewa nya tentang sholat tahajjud dan besarnya pahala yang didaptkan bagi orang yang bangun tengah malam untu melaksanakan sholat, dan pada hari kiamat kelak syafaat Nabi SAW dapat melapangkan dan meringankan manusia dari keadaan susah di hari nanti
Begitu juga dengan ibadah puasa sunnah Syawal berat melaksanakan terlebih disaat kelezatan aneka masakan khas lebaran, aneka kue dan minuman masih tersaji menghiasi meja makan mengundang selera namun demikian beratnya pelaksanaan akan diimbangi dengan pahala berlipat yang dijanjikan Allah SWT sama dengan pahala pelaksanakan puasa selama satu tahun.
Rasanya tidak ada yang sanggup melaksanakan puasa satu tahun namun Allah SWT memberikan kanal lain dengan hanya puasa syawal 6 hari saja sama pahalanya dengan puasa setahun inilah yang membuat umat Islam berlomba-lomba mengejar keutamaan, dan enggan ketinggalan dalam pelaksanaan sunnah Syawal.
Karena itu jangan terlintas dalam pikiran kita untuk menyepelekan perkara sunnah yang jika dilaksanakan mendapatkan pahala tetapi jika ditinggalkan tidak berdosa karena persoalan hukum sunnah tidak cukup hanya dipahami dari aspek definisi semata tetapi harus dilihat dari apa yang bisa didapatkan saat kita melaksanakan puasa syawal betapa besarnya pahala yang akan didapatkan point ini yang seharusnya menjadi pemantik kita untuk segera melaksanakan puasa sunnah Syawal.
Sehingga seberapa besar tantangannya pasti akan tetap bisa dilalui karena melihat upah yang akan didapatkan ini sebuah kesempatan masih bisa bertemu dengan bulan Syawal yang tentu saja tidak ada jaminan akan bertemu ditahun berikutnya rugi saat bertemu namun tidak memanfaatkannya dengan baik maka lakukan selagi ada kesempatan bukankah dalam pelaksaannya tidak tidak disyaratkan berturut-turut namun dilaksanakan terpisah-pisah tak ada larangan sepanjang semua puasa tersebut dilakukan di dalam bulan Syawal misalkan sehari puasa esoknya tidak kemudian dilanjutkan pada hari berikutnya selama dalam bulan Syawal maka itu masih termasuk puasa sunnah Syawal namun begitu yang paling utama puasa Syawal dikerjakan secara berurutan.