Hadza Lii (Ini Aku) Ungkapan Keangkuhan Iblis terhadap Adam yang di Abadikan Al-Qur'an sebagai Pembelajaran Penting bagi Manusia
"Wa l tamsyi fil-ardli mara, innaka lan takhriqal-ardla wa lan tablughal-jibla thlJanganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung" QS. Al-Isra 37
"Hadzaa Lii ( Ini Aku ) Ungkapan Keangkuhan Iblis Terhadap Adam Yang di Abadikan Al-Qur'an Sebagai Pembelajaran Penting Bagi Manusia Agar Terhindar Dari Sikap Sombong"
Kalimat hadzaa lii (ini aku) diambil dari bahasa Arab untuk menunjukkan eksistensi atas kesombongan diri dengan menunjukkan diri paling hebat sebaliknya meremehekan pihak lain menunjukkan betapa perananya sangat luar biasa tanpanya segala sesatu tidak akan selesai sifat ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan karakter yang dimiliki Iblis sebagaimana yang diceritakan Al-Qur'an mengenai kesombongan Iblis yang enggan untuk sujud (menghormati) terhadap Adam karena merasa lebih baik dari Adam sebagaimana yang digambarkan didalam QS. Al Baqoroh 34 "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: 'Sujudlah kalian kepada Adam', maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur, dan ia termasuk golongan orang-orang yang kafir." (QS Al-Baqarah: 34).
Alasan kesombongan, dan keangkuhan Iblis untuk menolak sujud kepada Adam karena dalam penciptaannya, Iblis terbuat dari unsur api, sementara Nabi Adam as tercipta dari tanah. menurut klaim Iblis unsur api lebih mulia, lebih baik, dan lebih dari segalanya daripada unsur tanah yang rendah dan hina jadi Iblis berkesimpulan mengapa aku harus sujud terhadap Adam yang hanya diciptakan dari tanah sementara aku dari api bagaimana mungkin makhluk yang lebih mulia harus sujud kepada makhluk yang lebih rendah ? Bukankah yang berlaku sebaliknya harusnya Adam yang harus sujud terhadap Iblis begitulah yang terbangun dalam pikiran kotor Iblis menunjukkan sikap kesombongannya sehingga sifat kesombongannya diabadikan didalam Al-Qur'an "Artinya: "Allah berfirman: 'Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?' Iblis menjawab: 'Saya lebih baik daripadanya, Engkau ciptakan saya dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah'." (QS Al-A'raf: 12).
Pertanyaannya apa sebenarnya yang membuat Iblis begitu sombong dan angkuhnya dengan menyatakan bahwa unsur api jauh lebih mulia dari unsur tanah ? untuk menjawab ini sebaiknya kita mengutip pendapat Imam Fakhrudin (wafat tahun 925 M) yang termaktub dalam salah satu bukunya Mafatihul Ghaibi dikatakan bahwa yang membuat Iblis berargumen bahwa ia lebih mulia adalah dengan mengklaim bahwa api adalah elemen bercahaya yang selalu berada diatas, halus, sangat panas, kering, dan selalu identik dengan benda-benda langit yang posisinya selalu berada diatas, sebaliknya tanah elemen berwarna gelap selalu berada posisi dibawah, kasar, lembab dan jauh dari benda langit , selain itu Iblis mengkalim bahwa api memiliki kekuatan panas yang dasyat sebagai symbol kehidupan sementara tanah yang lembab dan basah lebih identik dengan kematian, dan ketidak berdayaan maka jelas unsur kehidupan lebih mulia dari kematian dengan argument seperti ini maka Iblis berkesimpulan, jika bahan pembuatnya (api) saja lebih unggul, maka produknya otomatis lebih unggul demikian. (Ar-Razi, Mafthul Ghaib, [Beirut, Drul Fikr: 1981], namun harus diingat bahwa kesombongan Iblis yang mengklaim dirinya lebih mulia dengan memandang unsur api adalah klaim sepihak yang tidak bisa dibenarkan.
Pada dasarnya seseorang menjadi mulia adalah anugerah Allah SWT tidak memandang dari unsur asal pembuatannya bukan berarti api sebagai unsur yang lebih unggul dari tanah, sementara adam dari tanah yang dianggap hina dan rendah dengan demikian bukan berarti tercipta dari unsur api yang dianggap mulia lantas merasa lebih mulia dari Adam yang tercipta dari unsur tanah sehingga dianggap lebih rendah. Allah telah menganugerahkan kemuliaan kepada Adam karena itu, Iblis diperintahkan untuk bersujud sebagai bentuk penghormatan. (Ar-Razi, Mafthul Ghaib, juz XIV,). Sementara itu Ibnu Katsir memiliki pandangan bahwa dilihat dari kualitas unsur pembuatnya seharusnya semakin memperjelas Adam lebih unggul daripada Iblis dengan karakter yang dimiliki unsur tanah yang lembut, lebih agung, dan tenang sementara kita mengetahui tanah juga sebagai tempat menanam aneka tumbuhan dan tanaman yang subur dan bahkan semakin berkembang . Tanah juga tempat tanaman tumbuh dan berkembang bisa dimanfaat sebagai bahan yang bisa diolah untuk memenuhi kehidupan manusia sementara api memiliki karakter membakar, menghanguskan, melahap, melumat, sedangkan tanah memiliki karakter positif, api memilki karakter negative dengan demikian jelas tanah lebih ungul (Ibnu Katsir)
Apapun argumen yang disampaikan, ada pembejaran penting dari kesombongan Iblis sehingga harus diabadikan didalam Al-Qur'an yang perlu menjadi perhatian bersama bahwa Al-Qur'an adalah shalihun li kulli zaman wa makan (sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi zaman) dimapaun dan kapanpun Al-Qur'an akan selalu sesuai dengan kondisi dan keadaan dengan segala kisah yang di ceritakan didalamnya baik kisah tentang best practice maupun bad praktice sebagaimana kisah bed practice tentang keangkuhan Iblis ini hendaknya dijadikan sebagai renungan bagi manusia betapa sikap kesombongan dan keangkuhan sangat berbahaya bagi kelangsungan kehidupan manusia bagaimana tidak ? acapkali dalam kehidupan manusia entah karena keilmuannya, karena kekayaannya, atau karena pangkatnya, dan kedudukannya karena gelar akademisinya seringkali tertanam pada diri manusia sikap sombong dan angkuh karena merasa paling segalanya meremehkan pihak-pihak lain, sifat sombong ini merupakan salah satu bagian dari kepribadian toksik karena kerap merendahkan orang lain, merasa memiliki segalanya dan karakter orang sombong kerap menjatuhkan orang lain terutama orang yang dianggap lebih lemah.
Mengutip dari seorang psikolog dan penulis Tony Ibrahim menyebut ada lima ciri utama orang sombong. Apa saja?
Arogan
Disebutkan, orang yang sombong memiliki sikap arogan terhadap orang lain, merasa paling benarsendiri, mereka keberadaan orang lain sehingga mereka kurang memiliki sikap hormat., cenderung mencari kesalahan orang lain, tidak komunikatif, egois, sering menghakimi, dan merasa lebih suci dari orang lain