Indah KusumaDewi
Indah KusumaDewi Lainnya

This is my second account. Life is learning. Try your best until God did it perfectly fit for you.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Meski Ramadan Berbeda, Harapan Tetap Ada

27 April 2020   20:31 Diperbarui: 27 April 2020   20:38 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meski Ramadan Berbeda, Harapan Tetap Ada
Salah satu harapan di Ramadan 2020 yaitu Khatam Al-Qur'an - Dok. Pribadi

Ramadan pada tahun 2020 ini begitu berbeda. Perbedaannya tentu saja terlihat sangat jelas. Biasanya setelah pengumuman hilal 1 Ramadan, warga komplek berbondong-bondong menuju ke masjid untuk mengikuti shalat tarawih pertama. Shaf akan memanjang ke belakang, saking terlalu penuhnya jamaah yang pastinya berbahagia karena berjumpa kembali dengan Bulan Ramadan. Namun, pada malam 1 Ramadan kemarin, tidak ada antrian jamaah yang berebut memasuki masjid untuk menggelar sajadah lebih dulu. Sungguh hal yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.

Ramadan biasanya menjadi ajang pertemuan dengan tetangga disaat kita tak dapat bertemu pada hari-hari yang biasanya disibukkan dengan pekerjaan. Tetangga dapat bertemu saat membeli ta'jil di depan komplek, dan juga tentunya saat shalat tarawih di masjid. Hal yang terjadi saat ini, warga komplek berdiam di rumah masing-masing untuk beribadah. Sesekali saja keluar untuk membeli bahan makanan pokok, itu juga terlihat sepi karena memang tak boleh berkerumun.

Situasi pandemi ini benar-benar menyadarkan saya. Tahun lalu saya merasa bulan Ramadan tidak saya manfaatkan secara maksimal. Saya terlalu sibuk dengan pekerjaan, bahkan jarang melaksanakan shalat tarawih karena kelelahan. Saya lebih banyak berbuka puasa di kantor ataupun di KRL. Tahun lalu, saya pun memiliki harapan untuk lebih baik pada Ramadan tahun 2020. Saya akan lebih sering berbuka dirumah bersama keluarga, akan lebih sering shalat tarawih di masjid, memperbanyak ibadah dan bersilaturrahmi dengan tetangga, begitulah harapan saya.

Apakah harapan saya terwujud? Sedikit banyak terwujud. Sebagian diliputi kebahagiaan, sebagian lagi diselimuti kesedihan.

Kebahagiaan saya pada Ramadan tahun ini, saya lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah. Saya dapat memasak untuk papa dan adik saya baik untuk berbuka maupun sahur, saya dapat membaca Al-Qur'an lebih banyak dikarenakan pekerjaan yang dikerjakan dari rumah dapat saya kelola dengan baik, dan karena itu pula saya dapat melaksanakan shalat tarawih 100% hingga saat ini.

Dibalik hal-hal yang saya dapatkan diatas, Ramadan tahun ini sungguh tidak terasa suasananya, dan itulah yang membuat hati saya sangat sedih. Sedari kecil hingga tahun lalu, saya terbiasa dengan suasana Ramadan yang ramai namun tetap hangat, yang berbeda dari bulan-bulan lainnya. Saya yakin hal itu pun dirasakan oleh umat Muslim di Indonesia. Namun nyatanya, suasana itu seperti menghilang. Tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Negara berpenduduk Muslim lainnya. Apalagi saat melihat Ka'bah yang sepi, tanpa sadar saya meneteskan air mata.

Memang benar saat ini kita berada pada bulan Ramadan yang sangat berbeda. Tetapi sebagai umat Muslim, kita tidak boleh kehilangan harapan. Ramadan tahun ini harus dijadikan ajang untuk memperbaiki diri serta ibadah yang selama ini kita tinggalkan karena kesibukan. Ramadan tahun ini harus menjadi pembelajaran bahwa keluarga adalah orang-orang penting yang akan selalu bersama kita baik dalam keadaan susah maupun senang. Dan Ramadan tahun ini, kita harus lebih baik dari tahun kemarin.

Harapan-harapan saya adalah semoga pada Ramadan tahun ini, saya dapat meng-khatam-kan Al-Qur'an yang tidak sempat saya lakukan di tahun lalu. Semoga pada Ramadan tahun ini, saya dapat menambah kebiasaan baik dalam beribadah. Semoga pada Ramadan tahun ini, saya menjadi pribadi yang lebih dapat mensyukuri nikmat dan tidak membuang-buang waktu dalam mengerjakan kebaikan. Dan semoga pada Ramadan tahun 2020 ini, Allah melancarkan segala usaha dan ibadah hingga akhir Ramadan nanti.

Pandemi Covid-19 membuat saya menjadi pribadi yang penuh dengan harapan. Jika kita dapat melewati ujian yang diberikan ini, pasti akan ada hal yang jauh lebih baik di masa mendatang. Yakinlah bahwa Tuhan tidak akan memberikan ujian melebihi kemampuan makhluk-Nya. Mari sama-sama berjuang di Bulan yang penuh dengan kemuliaan ini. Mari sama-sama berjuang untuk mendapatkan keridhoan-Nya. Mari sama-sama berjuang untuk mewujudkan harapan pribadi kita di bulan Ramadan tahun 2020 ini.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun