Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Penulis

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Berbagi Bingkisan Lebaran, Langkah Menuju Ramadan yang Berkah

2 April 2024   20:39 Diperbarui: 2 April 2024   20:40 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagi Bingkisan Lebaran, Langkah Menuju Ramadan yang Berkah
Menyiapkan bingkisan lebaran (Sumber: Instagram DWP BPSI LHK Makassar)

Siapapun orangnya, pasti senang menerima hadiah. Demikian pula konsep bingkisan lebaran. Ia diberikan agar penerimanya merasa senang dan bersyukur.

Konsep berbagi, merupakan konsep yang mulai mengemuka sejak awal bulan Ramadan. Berbagi sedekah, misalnya, adalah salah satu bentuk ibadah yang ganjarannya dilipatgandakan di bulan Ramadan ini. Tak terkecuali jenis ibadah lainnya.

Banyak sekali jenis-jenis berbagi yang dipraktikkan di bulan Ramadan. Mulai dari berbagi takjil di jalan, berbagi dalam bentuk buka puasa bersama, berbagi rezeki pada anak panti asuhan, berbagi rezeki dengan guru-guru masa sekolah dulu, berbagi rezeki pada anak-anak teman sekolah yang sudah almarhum, berbagi angpao, dan tentunya berbagi bingkisan lebaran.

Orang Indonesia senang berbagi, tidak hanya saat Ramadan saja, tapi lebih-lebih saat Ramadan. Tidak heran jika selama enam tahun berturut-turut, Indonesia dinobatkan menjadi negara paling dermawan di dunia berdasarkan laporan World Giving Index 2023 dari Charities Aid Foundation (CAF). Kalau saya duga alasannya adalah Indonesia merupakan negara beragama. Bukan hanya agama Islam saja, namun kelima agama lainnya yang diakui di Indonesia, mengajarkan cinta kasih kepada sesama manusia. Salah satu wujud cinta kasih itu adalah dengan saling berbagi.

Sebagai negara beragama, kepercayaan penganutnya turut berkontribusi pada pencapaian gelar negara paling dermawan. Karena agama-agama di Indonesia tentu mengamini bahwa sedekah termasuk perbuatan baik yang diganjar pahala. Oleh sebab itu orang-orang berlomba bersedekah.

Berbagi itu indah. Rasa damai mengalir di dalam relung tubuh, saat senyum bahagia tersungging di bibir orang-orang yang menerima bingkisan dari kita. Padahal mungkin yang kita berikan tak seberapa, namun jika diberikan pada orang yang tepat, yang benar-benar membutuhkan, tentunya sesuatu yang kita berikan itu menjadi lebih bernilai.

Soal berbagi bingkisan lebaran, telah dua tahun saya mempercayakannya pada panitia Ramadan Fair di kantor saya. Ramadan Fair menawarkan jasa pengemasan bingkisan lebaran dengan berbagai variasi harga. Dengan dana minimal Rp50.000, sudah bisa memesan satu bingkisan/paket lebaran yang berisi aneka sembako. Isi bingkisan juga sudah disesuaikan dengan request pemesannya.

 Setelah memesan bingkisan lebaran, maka panitia Ramadan Fair akan berbelanja membeli semua barang yang diperlukan. Penyusunan barang-barang dilakukan dalam tas goodiebag atau sesuai request pemesan. Ketika bingkisan lebaran siap, maka tas goodiebag yang sudah penuh terisi, dapat segera diambil untuk didistribusikan pada orang yang membutuhkan.

Saya biasanya hanya meletakkan bingkisan di dalam mobil, lalu menyerahkannya pada orang-orang yang kami temui di jalan yang sekiranya membutuhkan. Oleh sebab itu penerima bingkisan random saja, bisa tukang parkir, pemulung, pengemis, tukang becak, dan lainnya. Semoga bingkisan ala kadarnya dapat memberikan setitik bahagia pada hati yang berkali-kali patah karena desakan kebutuhan ekonomi. Sebaliknya, bingkisan yang diberikan juga memberi manfaat bagi si pemberi, agar senantiasa dapat memelihara kepekaan hati, dan meraih tujuan utama Ramadan yang berkah dan diridhoi oleh Allah SWT. Aamiin.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun