Memaafkan tapi Tidak Melupakan
Masih suasana Lebaran kan? terus pasti banyak tu yang bakal mengucapkan Minal Aidin Walfaizin Mohon Maaf Lahir dan Batin. Tapi pakah itu hanya sekedar ucapan mulut? Apakah ucapan itu berasal hati yang paling dalam atau hanya formalitas? Entahlah mungkin hanya kita dan Tuhan yang tahu. Bagi saya meminta maaf itu sangat mudah dan memaafkan juga sangat mudah tapi apakah kita bisa melupakan apa yang pernah rusak didalam hati kita karena ucapan atau perilaku orang lain terhadap kita. Bagi saya pribadi ia haha. Melupakan itu butuh waktu karena jika hati sudah merasa sakit atas segala tindak tanduk yang membuat kita sakit hati itu tidaklah semudah membalikan telapak tangan atau mungkin tidak akan semulus dulu.
Sebenarnya moment Ramadhan atau idul Fitri lebih menjadi introspeksi diri kita untuk bisa lebih belajar menghargai, empati dan menghormati orang lain. Mungkin hal yang kita anggap sebagai lelucon tidak akan sama dipikiran sebagian orang dan saat lelucon itu di lontarkan kepada seseorang yang mungkin saat itu sedang tidak baik baik saja maka layaknya nasi yang sudah menjadi bubur, tidak akan menjadi nasi kembali. Jadi yuk lebih dipertebal lagi otak kita sebelum berbicara jangan sampai kecepatan bibir kita berucap mengalahkan otak kita berfikir terlebih dahulu. Belajarlah dari rasa sakit yang mungkin pernah kita alami agar tidak mengulanginya kepada orang lain.
Jangan lelah jadi baik ya...