Dari Ngauburit di Sawah, Naik Delman, hingga Berburu Tanda Tangan
Dan tentu, benar saja ucapan seorang ibu. Tidak sampai 10 menit, pengeras suara di musala dan masjid pun saling bersahutan.
Dengan gembira, anak-anak menyantap takjil, kolak pisang, es campur, beserta campuran sirup dan tim suri hasil panennya di kala ngabuburit.
Malam tiba, tempat ibadah kembali dipenuhi jamaah. Usai tarawih, lampu masjid masih menyala dengan terangnya menyinari imam tarawih yang digerumuti bocah dengan bawaan buku kegiatan masing-masing. Rupanya, mereka berburu tanda tangan untuk mengisi bahwa para bocah telah menyelesaikan puasanya sehari penuh dan ditutup dengan tarawih serta tadarus.
Momen Ramadan demikian memang telah lama berlalu, jauh sebelum para bocah mengenal gawai. Kini, aktivitas tersebut hanyalah menjadi bagian dari memori indah di kala Ramadan yang tidak terlupakan.