Indrian Safka Fauzi
Indrian Safka Fauzi Full Time Blogger

🌏 Akun Pertama 🌏 My Knowledge is Yours 🌏 The Power of Word can change The World, The Highest Power of Yours is changing Your Character to be The Magnificient. 🌏 Sekarang aktif menulis di Akun Kedua, Link: kompasiana.com/rian94168 🌏

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Tidak Ada Cita dan Asa yang Terlalu Tinggi - Selama Mau dan Mampu Membayarnya

7 April 2022   17:30 Diperbarui: 29 April 2022   16:14 923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tidak Ada Cita dan Asa yang Terlalu Tinggi - Selama Mau dan Mampu Membayarnya
Freepik

Adapula ujian berupa penyakit dan kecelakaan. Jika seorang yang ditimpa musibah sakit dan kecelakaan, namun ia menjadi seorang yang bijaksana dan legowo menerima hidup apa adanya penuh rasa syukur. Maka Allah sejatinya sedang meluhurkan derajatnya.

Beda jika yang diberi penyakit dan kecelakaan malah jadi seorang yang ingkar dan penuh rasa tidak bersyukur. Berarti sia-sialah proses pendewasaan yang ia jalani. Derajat hidupnya malah semakin rendah. Dan itu malah menjadi petaka baginya.

Segala bentuk perjuangan yang ada janganlah disebut pengorbanan. Agar kita tidak sedih dengan keadaan yang kita hadapi karena dengan kata 'perjuangan' maka semangat api membara yang tak pernah padam menerangi kehidupan sekitar anda tanpa ada rasa pilu, sekalipun orang-orang sekitar anda pilu dan begitu tersentuh hatinya karena bentuk 'pengorbanan' anda yang anda jadikan jalan perjuangan hidup.

Mau Jadi Presiden? Yah harus mau dan mampu membayar bayaran yang pantas sesuai urgensi zaman. Kalau tidak... mau disebut Presiden jadi-jadian? Udah jadi presiden, negara malah tidak jadi mencapai cita dan asanya. Kan sayang... Jangan hanya nafsu sesaat ingin enaknya saja kalau mau jadi pemimpin bangsa. Jadi pemimpin bangsa itu siap banyak gak enaknya lho. Lihat saja para pendahulu petinggi bangsa kita, dipenuhi jalan terjal, dan isak tangis pilu semasa berjuang.

Sesuaikan keinginan luhur anda dengan spesifikasi diri anda. Kenali diri anda dengan kemampuan berfikir kritis (critical thinking) dan refleksi diri (self-reflection), sebelum anda memunajatkan doa anda. Jangan sampai anda tidak sanggup menahan konsekweunsi hidup berupa ujian yang menimpa diri anda kelak, karena doa-doa luhur anda. Sudah banyak korban berjatuhan, mereka yang kehilangan kesadaran, masuk rumah sakit jiwa. Padahal sejatinya jiwa mereka baik, tapi keinginan mereka terlalu tinggi dan mereka tak sanggup "membayar" ujian hidupnya.

Doa anda menjadi penentu nasib anda dimasa mendatang.

Jadikanlah Bulan Suci Ramadhan sebagai pelengkap anda untuk membayar cita dan asa tertinggi di masa sekarang, guna meraih masa depan yang indah nan cerah.

Semoga.

Tertanda.
Rian.
Cimahi, 7 April 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun