Iqbal Alfajri
Iqbal Alfajri Desainer

Saya adalah seorang pembelajar.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Renungan 2 Ramadan: Iqro

13 Maret 2024   09:22 Diperbarui: 13 Maret 2024   09:37 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Renungan 2 Ramadan: Iqro
Membaca Al-Qur'an adalah salah satu kegiatan utama dalam bulan Ramadan. (Dok. Film Iqro My Universe)

Ramadan adalah bulan Al-Qur'an. Al-Qur'an dan Ramadan bagai dua keping mata uang, tak bisa dipisahkan. Ayat pertama yang diwahyukan Allah Swt kepada Rasulullah Saw adalah "Iqro". Iqro dalam bahasa Indonesia berarti "membaca". Nyatanya, Iqro bukan sekadar membaca buku atau kitab. Iqro mengandung pengertian yang lebih dalam.

Pengertian tentang Iqro yang terpenting adalah suatu kesadaran yang terbagi dalam tiga konteks. Yang pertama adalah kesadaran bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT. Yang kedua adalah kesadaran akan tujuan penciptaan manusia. Dan yang ketiga adalah kesadaran bahwa ada tuntutan dari Allah Swt untuk manusia.

Kata Iqro adalah ayat pertama dalam surat Al-Alaq. Menurut pendiri Pusat Studi Al Quran, M. Quraish Shihab, kata iqro diambil dari akar kata yang artinya menghimpun. Arti tersebut kemudian melahirkan beragam makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca teks tertulis atau tidak tertulis.

Bila kita dalami lebih lanjut surat ini, lima ayat pertamanya menekankan bagaimana cara manusia membaca. Ada tiga hal yang ditekankan. Pertama, membaca ayatul kitab atau kitab tertulis yaitu Al-Quran. Kedua, ayatul afaq atau kitab yang terlihat yaitu alam semesta. Ketiga yaitu ayatul anfus atau ayat yang ada dalam setiap diri manusia.

Iqro yang harus kita kuasai bukan hanya terkait ayat-ayat dalam Al-Qur'an, namun juga membaca hal-hal lainnya. Artinya, umat manusia wajib memiliki kepekaan dalam membaca situasi. Dalam hal ini, membaca berarti sadar dengan apa yang Allah Swt ciptakan, sadar bahwa kita wajib menerima apa yang diperintah oleh Allah swt, dan patut mensyukuri segala yang tersedia di alam semesta ini.

Di sisi lain, agar tepat mengaplikasikan Iqro, kita harus berasaskan bismi robbika yang berarti dengan menyebut nama Rabb-mu. Setiap kegiatan manusia bila tidak diatasnamakan Allah Swt, maka tidak akan berkah atau tidak bernilai di hadapan Allah Swt.

Semoga bulan Ramadan ini meningkatkan pemahaman kita tentang iqro sehingga semakin mendekatkan diri kita kepada Sang Maha Pencipta. Aamiin ya rabbal alamiin.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun