Iqbal Alfajri
Iqbal Alfajri Desainer

Saya adalah seorang pembelajar.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Renungan 4 Ramadan: Sifat Orang Bertakwa

15 Maret 2024   07:30 Diperbarui: 15 Maret 2024   07:36 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Renungan 4 Ramadan: Sifat Orang Bertakwa
Takwa lahir sebagai konsekuensi logis dari keimanan yang kokoh. (Dok. pexels -tima mirosniche)

Takwa menurut Ali bin Abi Thalib RA adalah tidak mengulang-ulang perbuatan maksiat, dan tidak terperdaya dengan merasa puas melakukan ketaatan. Sebagian ulama juga mendefinisikan takwa sebagai mencegah diri dari azab Allah Ta'ala dengan beramal sholeh dan takut kepada-Nya dikala sepi atau ramai.

Takwa lahir sebagai konsekuensi logis dari keimanan yang kokoh, keimanan yang selalu dipupuk dengan muqorobatullah; merasa takut terhadap murka dan azab-Nya, dan selalu berharap atas limpahan karunia dan ampunan-Nya.

Ali bin Abi Thalib RAmengatakan, orang bertaqwa kepada Allah Ta'ala akan senantiasa memiliki empat sifat yang melekat pada dirinya yaitu:

Pertama, Al-Khaufu Minal Jalil (taqwa itu akan menjadikan seseorang merasa takut kepada Allah Ta'ala yang memiliki sifat Jalal). Dengan adanya rasa takut kita kepada Allah Ta'ala yang mempunyai sifat Jalal ini menjadikan kita untuk berpikir kembali atau mempertimbangkan terlebih dahulu untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah Ta'ala. Dan tentunya dengan adanya rasa takut itu kita menjadi timbul keinginan untuk bertaqwa dan mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala.

Kedua, Wal 'amalu bit tanzil (beramal dengan dasar al-Qur'an dan as Sunnah). Dengan adanya pedoman hidup berupa Al-Quran dan As-Sunnah yang telah diturunkan oleh Allah Swt dan ditinggalkan Rasulullah Saw tentunya menjadikan kita tidak melakukan suatu perbuatan tanpa mengetahui dalil/dasarnya atau biasa disebut taqlid buta. Sehingga derajat taqwa yang akan kita capai sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan As-Sunnah.

Ketiga, Al-Qana'atu bil Qalil (menerima terhadap yang sedikit). Setiap orang yang bertaqwa akan selalu merasa cukup dengan rizki yang sedikit, sesungguhnya orang yang memiliki rizqi yang sedikit dan merasa cukup dengan rizqi tesebut adalah bukti sekaligus tanda bahwa orang itu dicintai oleh Allah Ta'ala.

Keempat, Al-isti'dadu li yaumir rakhil (bersiap-siap menghadapi hari perpindahan). Perpindahan dari alam dunia ke alam kubur lalu alam akhirat. Artinya segala amal orang yang bertaqwa senantiasa dalam rangka menyiapkan diri akan hadirnya hari kematian, yaitu hari keberangkatan dari alam dunia menuju alam akhirat.

Disarikan dari khutbah Idul Fitri Dede Muslimin, M.Pd yang berjudul "Keistimewaan Takwa dan Cara Menggapainya".

https://www.muallimienbogor.sch.id/read/48/keistimewaan-takwa-dan-cara-menggapainya

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun