Iqbal Alfajri
Iqbal Alfajri Desainer

Saya adalah seorang pembelajar.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Renungan 15 Ramadan: Islam Menghargai Kebudayaan

26 Maret 2024   14:38 Diperbarui: 26 Maret 2024   14:47 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Renungan 15 Ramadan: Islam Menghargai Kebudayaan
Islam mendorong lahirnya suatu peradaban (Dok. AP/Emrah Gurel)

Kitab suci Al-Qur’an adalah mukjizat Nabi Muhammad Saw yang tetap hidup hingga akhir zaman. Sampai hari ini ayat-ayat Al-Qur’an masih terjaga dan dapat kita bacakan persis sama ketika zaman Rasul. Ayat-ayat Al-Qur’an dapat kita pahami karena dalam Bahasa Arab. Di dalam Al-Qur’an sendiri Allah Swt berulang kali menyebutkan;

“Dan sesungguhnya Al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan (cita-rasa bahasa) Arab yang jelas. (Q.S. al-Syura/26:192-195).

Dipertegas lagi dengan ayat lainnya, “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya”. (Q.S. Yusuf :2).

Peneliti senior Rumah Fiqih, Ustadz Ahmad Sarwat menyimpulkan sedikitnya ada dua alasan mengapa Al-Qur'an berbahasa Arab. Dua hikmah itu adalah karena bahasa Arab merupakan bahasa yang abadi dan kaya dengan kosa kata. Ustadz Ahmad menjelaskan, jika seandainya Al-Qur'an diturunkan oleh Allah dengan bahasa Inggris, atau bahasa Sansekerta, maka hari ini tidak ada yang dapat memahaminya. Hal ini karena bahasa selain Bahasa Arab mengalami perubahan mendasar, seiring dengan perjalanan waktu. Bahasa Arab dinilai tidak banyak berubah sejak zaman Nabi Ibrahim, bahkan bertahan hingga hari ini.

Terjaganya Al-Qur’an sampai hari ini menjadi sebuah bukti bahwa Islam mendorong sebuah peradaban. Di mana bahasa sebagai salah satu unsur budaya yang mendasar.

Al-Qur'an sebagai wahyu Allah Swt dalam keyakinan umat Islam adalah sumber kebenaran yang mutlak. Meskipun kebenaran yang mutlak tidak akan tampak kalau Al-Qur'an tidak berintegerasi dengan realitas sosial, tidak dibumikan, tidak dibaca dan dipahami, dan diamalkan.

Maka dalam Islam, yang dikatakan kebenaran yang mutlak, bersumber dari Allah Swt. Sedangkan yang hadir pada realitas sosial, satu masyarakat, kebenarannya relatif. Namun Islam menghargai keberagaman budaya yang dimiliki oleh suatu masyarakat.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun