Renungan 26 Ramadan: Infak sebagai Generator Amal Sholeh
Generator amal sholeh sebenarnya tidak hanya berkaitan dengan harta. Seperti yang disampaikan dalam hadits berikut; Dari Abu Hurairah Ra, bahwa sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: "Apabila seseorang meninggal maka terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga hal. Yaitu kecuali sedekah jariah, ilmu yang dimanfaatkan, dan anak soleh yang mendoakannya (HR. Muslim).
Di dalam agama kita, ada tiga amal yang akan masih mengalir untuk seorang yang sudah meninggal, yaitu shodaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholeh. Ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh juga seperti sebuah generator yang terus mencetak amal sholeh. Jadi hal-hal ini harus kita siapkan sebelum meninggal dunia. Tak cukup dengan ibadah fisik saja.
Kita patut meneladani Imam Syafi'i. Beliau hanya berumur 54 tahun. Imam Syafi'i wafat pada tahun 204 H, sekarang sudah lebih seribu dua ratus tahun berlalu. Namun buku dan pendapatnya sampai hari ini tetap menjadi acuan untuk umat Islam. Inilah yang disebut dengan ilmu yang bermanfaat. Namun kita juga tahu bahwa begitu berat untuk dapat berilmu seperti Imam Syafi'i. Jika kita menyadari kelemahan kita akan ilmu maka generator amal sholeh lainnya yang dapat kita usahakan. Yakni sedekah jariyah dan anak-anak yang sholeh.
Setiap orang pasti akan menyesali amal perbuatannya di dunia ketika meninggal. Di dalam Al-Qur'an terdapat dua ayat yang mengandung makna yang hampir sama. Yang pertama dalam QS. Al-Baqarah ayat 254 yang artinya, "Hai orang orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang orang kafir itulah orang orang yang zalim."
Ayat ini memperingatkan orang-orang beriman bahwa ketika meninggal semua orang pasti akan menyesal. Karena di hari itu tidak ada bisnis, tidak ada pertemanan, dan tidak ada pertolongan. Di hari itu manusia menyesali mengapa dia tidak infak dan tidak mengamalkan hartanya. Bagi yang sudah berinfak, juga tetap menyesal mengapa tidak lebih banyak lagi harta yang diinfakkan.
Kalimat yang hampir sama diulangi lagi di QS. Al-Munafiqun ayat 10 , "Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata : "Ya Rabb-ku , mengapa Engkau tidak menangguhkan kematian ku sampai waktu yang dekat , yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang orang yang saleh?"
Dalam ayat ini orang yang menjelang kematiannya akan meminta diberikan tempo sedikit agar dapat bersedekah. Kedua ayat di atas menerangkan keutamaan ibadah dengan harta yang kelak akan menolong manusia ketika telah meninggal dunia.