Iradah haris
Iradah haris Asisten Pribadi

Wanita yang selalu hidup di tengah keriuh-riangan rumah dan sekitar lingkungan. "Happy live is about happy wife" 😍

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Diaspora Bawean Salurkan Donasi Online ke Kampung Halaman

6 Mei 2021   23:44 Diperbarui: 7 Mei 2021   00:26 1509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diaspora Bawean Salurkan Donasi Online ke Kampung Halaman
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Proyek ini sengaja dikebut memang khusus untuk memberikan keluasan tempat dan kenyaman pada jamaah shalat hari raya nanti. Benar saja pemasangan awning kanopi masjid usai di ramadhan malam ke-25 ini. Walau ada sedikit keterlambatan, masih sesuai rencana.

Pada 2012 silam, PGBM dan panitia masjid sukses merenovasi total bangunan awal masjid Arrahmah. Usia masjid diperkirakan sekita 80 tahun. Beberapa bagian utamanya sudah retak dan lapuk dimakan usia. Sehingga keputusan renovasi total pun tak terelakkan.

Pembangunan masjid memakan biaya sekitar 1 M. Murni dari sumbangan masyarakat dan sebagian besar donasi warga diaspora. Beberapa tenaga ahli berpengalaman juga didatangkan dari Malaysia. Hampir 2 tahun prosesnya. Renovasi usai.

Saat peresmian pada 2012, berbondong-bondong warga diaspora yang telah memberikan sumbangan sukarela ini balik kampung. Semuanya membawa keluarga. Hanya untuk menyaksikan peresmian masjid yang selama ini hanya mereka saksikan secara virtual.

Demikian besarnya gelombang orang-orang diaspora Bawean dari Malaysia yang datang saat itu. Untuk menyeberangi lautan sejauh 120 Km utara kota Gresik, mereka sampai harus buking khusus kapal ekspress yang melayani rute pelayaran Gresik-Bawean.

Bawean adalah pulau kecil di tengah laut Jawa. Masuk wilayah Kabupaten Gresik. Secara administratif hanya terdiri dari 2 kecamatan saja. Warganya banyak bermigrasi ke berbagai negara.

Ilmuwan menyebut diaspora sebagai istilah yang merujuk kepada bangsa atau penduduk etnis yang terpaksa atau terdorong untuk meninggalkan Tanah Air etnis tradisional mereka. Penyebaran mereka di berbagai bagian lain dunia dan perkembangannya dihasilkan karena penyebaran dan budaya mereka.

Jacob Vredenbergt, antropolog Universitas Leiden, Belanda, dalam "Bawean dan Islam" menyebut, migrasi orang Bawean dimulai dari abad ke-19. Menggunakan perahu layar. 1876, kapal laut milik kongsi orang China dikelola orang Bawean keturunan bangsawan Palembang, Kemas Haji Djamaludin bin Kemas Haji Said. Kemas adalah pedagang kain dan bahan pokok. Kapal itulah pemicu kegiatan merantau orang Bawean. Kemas adalah agen perusahaan pelayaran yang melayari jalur Surabaya-Bawean-Banjarmasin-Singapura.

Masih dari buku Vredenbergt, Kemas memperkuat armada kapalnya dan memberikan pinjaman modal atau uang kepada orang Bawean yang akan merantau. Orang rantau ini akan melunasi pinjamannya setelah tiba di tempat tujuan dan telah mendapatkan pekerjaan. Perang Dunia II pada 1940-an mematikan pelayaran kapal yang singgah di Bawean. Namun tidak memadamkan jiwa rantau orang Bawean.

Dari Zakat Hingga Kurban

Satu kebiasaan orang bawean adalah detil mengatur harta penghasilannya untuk zakat, sedekah/donasi dan penyaluran hewan kurban. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun