Irfandy Dharmawan
Irfandy Dharmawan Lainnya

Mengarungi Samudra Hukum, berlabuh di Dermaga Filsafat, dan Berlayar di Lautan Politik. Seorang Sarjana Hukum yang sedang menambahkan cerita di Perpustakaannya

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

War Takjil, Contoh Kentalnya Toleransi Beragama di Indonesia

18 Maret 2024   15:00 Diperbarui: 24 Maret 2024   22:30 803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
War Takjil, Contoh Kentalnya Toleransi Beragama di Indonesia
Suasana Pasar Takjil Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (12/3/2023) (KOMPAS.com/XENA OLIVIA)

Di sini, tidak ada perbedaan yang menjadi sekat; semua orang bisa bergabung, berinteraksi, dan berpartisipasi dalam kebahagiaan yang sama. War takjil menjadi bukti bahwa perbedaan bukanlah halangan untuk bersatu dan berbagi kegembiraan.

Dalam hiruk pikuknya, war takjil mengajarkan kita banyak hal; tentang toleransi, kebersamaan, dan kebahagiaan yangbisa ditemukan dalam semangat berbagi dan kebersamaan di setiap sudut negeri. 

Di sana, di balik deretan meja dan tenda yang meriah, terpampang wajah-wajah bahagia dari berbagai latar belakang yang berbaur menjadi satu, merayakan indahnya keberagaman dan toleransi yang menjadi fondasi bangsa ini. 

Dari momen-momen sederhana seperti berburu takjil ini, kita diingatkan akan kekuatan persatuan dan keindahan keberagaman yang kita miliki sebagai bangsa.

Momen berburu takjil tidak hanya menghadirkan keceriaan melalui tawa dan canda, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai penting seperti empati, kesabaran, dan kebaikan. 

Dalam setiap jajanan yang dibagi, terkandung harapan dan doa untuk kebahagiaan bersama. Dalam setiap percakapan ringan, terjalin persaudaraan yang melampaui batas agama dan kepercayaan. 

War takjil, dengan segala keramaian dan kehangatannya, menjadi bukti nyata bahwa di tengah perbedaan, ada kesatuan yang lebih kuat yang mengikat kita semua.

Penutup: Sebuah Pelajaran dari War Takjil

Dengan demikian, war takjil tidak hanya sekedar tentang makanan yang lezat atau tradisi berbuka puasa, melainkan tentang bagaimana kita, sebagai bangsa yang beragam, bisa bersatu dalam perbedaan, merayakan toleransi dan kebersamaan. 

Ini adalah pelajaran berharga yang bisa kita ambil setiap tahun, mengingatkan kita bahwa di atas segalanya, kita adalah satu Indonesia. 

War takjil, dengan segala kesederhanaan dan keragamannya, adalah cermin dari Indonesia yang kita idamkan: beragam, bersatu, dan penuh dengan kehangatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun