Irfan Rusli
Irfan Rusli Lainnya

Hanya manusia biasa yang bercita-cita bermanfaat bagi orang lain. Blog pribadi : https://catatanirfanrusli.blogspot.com/?m=1

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ujian Ramadan sebagai Peneguhan Iman

5 Mei 2020   20:57 Diperbarui: 5 Mei 2020   20:53 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ujian Ramadan sebagai Peneguhan Iman
Foto: Tribun Jogja - Tribunnews.com

Tak terasa Rmadan telah memasuki hari ke keduabelas. Sepanjang Ramadan momen tersulit yang saya alami, saat puasa keenam yang bertepatan tanggal 29 April 2020. Tema samber kompasiana pada hari tersebut bertemakan "Situasi harga pangan di sekitarmu selama Ramadan". 

Hari itu juga menyambangi pasar guna mendapatkan data dan menulis. Pagi itu berangkat ke pasar pada pukul 8 pagi dengan cuaca cerah. Hamparan langit berwarna biru melingkupi pasar tradisional tanpa awan yang mengalasi.

Walaupun waktu terbilang pagi, tetapi sinar mentari terasa panas. Langkah kaki mondar-mandir memantau harga barang pangan di tengah cuaca yang amat panas. Dan juga padat aktivitas jual beli terjadi di pasar ini.

Baju dikenakan pun telah basah kuyup. Badan bermandikan keringat sambil menahan rasa kantuk mendera. Malam sebelum berangkat ke pasar tubuh baru terlelap pada jam 12 malam. Waktu tidur hanya sekitar 3 jam. Tepat jam 3 dini hari melakukan santap sahur. Terjaga hingga pukul 8 pagi, berlanjut melakukan aktivitas pemantauan harga pangan. Tubuh kurang tidur, di tambah aktivitas menguras keringat serasa badan ini akan ambruk.

Data pun di peroleh, secepat mungkin meninggalkan pasar dengan mengendarai sebuah motor tua. Sampailah di rumah dengan keadaan lemas.

Akibat akvitas yang cukup menyita tenaga. Keadaan tak mengurungkan diri membatalkan ibadah yang hanya ada setahun sekali ini. Shalat dzuhur pun segera di laksanakan.

Setelah itu mengistirahatkan tubuh sejenak dengan tidur siang. Puasa hari itu dilalui dengan keadaan lemas sampai waktu berbuka tiba.

Meskipun dengan keadaan lemas, berpuasa pada hari itu. Namun ada rasa puas, yang tak mampu diekspresikan melalui tulisan. Yakni kesanggupan diri memperoleh data secara langsung di lapangan, mengolahnya dan membuat menjadi sebuah tulisan. Imbalan atas rasa letih dengan sebuah tulisan. Menurutku sebuah bayaran setimpal.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun