Irfan s
Irfan s Lainnya

Saya Irfan Sudrajat biasa akrab dipanggil ipan lahir dan besar di kota kecil yang bernama magetan.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Ramadhan Kok Terasa Sepi: Menelusuri Kesan Ramadhan di Era modern

13 Maret 2024   14:38 Diperbarui: 13 Maret 2024   16:00 1369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap tahun, umat Muslim di seluruh penjuru dunia menyambut bulan Ramadan, bulan penuh berkah yang dipenuhi dengan kegiatan rohani seperti puasa, shalat tarawih, dan berbagai amalan baik lainnya. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, banyak orang mulai merasakan sebuah kesepian di tengah keramaian tersebut. Jika dahulu Ramadan diisi dengan kehangatan bersama keluarga, kini kesibukan dan teknologi tampaknya telah mengubah nuansa sakral bulan suci ini.

Evolusi Tradisi dan Teknologi

Dulu, menjelang waktu berbuka, keluarga berkumpul di rumah, menyiapkan hidangan istimewa untuk berbuka bersama. Anak-anak kecil berlarian, sambil menunggu adzan maghrib yang menjadi penanda mereka dapat segera menikmati kolak atau es buah kesukaan. 

Namun, kini, pemandangan tersebut seakan semakin jarang ditemui. Banyak di antara kita yang terjebak dalam kesibukan kerja hingga larut malam, atau malah terperangkap dalam dunia maya berselancar di media sosial atau menonton serial kesayangan. Kalaupun berkumpul, tak jarang masing-masing sibuk dengan gadget di tangan.

Ramadan dan Konektivitas Digital

Di satu sisi, teknologi memberikan kemudahan. Kita bisa mendapatkan informasi penting seputar Ramadan dengan cepat, seperti jadwal imsakiyah, atau berbagai resep masakan untuk berbuka dan sahur. Media sosial dan aplikasi pesan memudahkan kita untuk tetap terhubung dengan keluarga dan teman, bahkan untuk mereka yang berada jauh di negeri orang.

Namun, di sisi lain, konektivitas digital ini juga membawa dampak negatif. Banyak dari kita yang menjadi lupa akan esensi dari Ramadan itu sendiri karena terlalu fokus pada dunia maya. Kesenangan sementara di media sosial seringkali membuat kita lalai dan mengurangi waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk ibadah dan refleksi diri.

Mengembalikan Esensi Ramadan

Lantas, bagaimana kita bisa kembali merasakan kehangatan dan kedamaian Ramadan seperti dahulu? Jawabannya mungkin terletak pada keseimbangan dan kesadaran diri.

Membatasi penggunaan gadget selama bulan Ramadan bisa menjadi langkah awal yang baik. Alih-alih menghabiskan waktu di media sosial, cobalah untuk mengalihkan fokus pada kegiatan yang lebih bermanfaat seperti membaca Al-Quran, bertadarus, atau sekedar mengobrol dan berbagi cerita dengan keluarga di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun