Balapan di Atas Sajadah
BALAPAN liar memang sedang marak, terutama di bulan Ramadhan. Kebut-kebutan ini tak hanya di jalan raya. Tapi juga sudah masuk ke dalam mesjid.
Di sebagian mesjid, untuk mengejar agar lekas selesai, imam mengebut sholat, khususnya pada saat sholat tarawih. Begitu takbiratur ihram, imam langsung baca fatihah. Doa iftitah mungkin hanya dibaca sekilas, atau tak dibaca sama sekali.
Karena sejak awal sudah ngebut, laju sholat pun jadi sulit direm. Dari rukuk ke i'tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, berlangsung sangat cepat. Kalau di zaman Rasulullah sudah disuruh ulang lagi sholat seperti ini.
Lebih kacau lagi, sering pula imam dan makmum seperti berlomba saling mendahului. Imam belum sujud sempurna, sedangkan jidad makmum sudah merapat ke lantai. Imam belum berdiri penuh, makmum telah mendahului. Padahal, pada akhirnya tetap imam yang mengucapkan salam. Jadi ngapain mendahului imam?
Untuk mengatasi kejar-kejaran antara imam dan makmum sebenarnya tak sulit. Jadikan saja takbir imam sebagai komando. Begitu habis bacaan takbir imam, baru makmum mengikuti. Dengan begitu semua makmum akan serempak pergerakannya. Sampai anak-anak di belakang bisa-bisa akan menimpali: kompak ni ye...
Kekompakan dalam pelaksanaan sholat bukan hanya agar tampak indah dan teratur saja. Tapi juga sesuai dengan tuntunan sholat. Makmum yang mendahului imam tak hanya sholatnya saja yang batal. Tapi di akhirat nanti kepalanya berganti menjadi kepala keledai. Ngeri kan?
Karena itu, mari kita perbaiki terus pelaksanaan sholat. Juga saat sholat berjamaah. Jangan sampai ibadah kita menjadi sia-sia. (irwan e siregar)