Tradisi Membeli Mainan Saat Lebaran Tersaingi Game Online
Memberi THR atau salam tempel kepada anak-anak di saat lebaran sudah menjadi tradisi sejak dulu di negara kita. Boleh dikatakan di semua daerah hal ini berlaku.
Sudah menjadi tradisi pula, setelah anak-anak mengumpulkan uang THR, selanjutnya akan dibelanjakan ke barang mainan. Makanya, masa panen raya para pedagang mainan anak-anak memang pada libur lebaran.
Hanya, jenis mainan dari masa ke masa tentu saja berbeda-beda. Perkembangan teknologi ikut membentuk trend mainan anak-anak.
Kalau di zaman saya masih anak-anak di dekade 1960-an hingga 1970-an, dengan main balon, petasan, atau kembang api, sudah menjadi hal yang menyenangkan.
Di zaman anak-anak saya masih kecil di dekade 1990-an dan awal 2000-an, mereka masih membeli mainan mobil-mobilan yang bisa adu balap pakai remote.
Surga mainan anak-anak di Jakarta yang terkenal adalah Pasar Gembrong yang berada di Jakarta Timur, dan saya sempat beberapa kali belanja di situ.
Pasar Gembrong tersebut lebih banyak menyediakan mainan dengan harga yang terjangkau. Memang, yang disasarnya adalah anak-anak dari keluarga kelas menengah ke bawah.
Untuk anak-anak dari keluarga kelas atas, tersedia tempat lain yang lebih mewah yang ada di mal-mal. Miniatur mobil, kereta api, pesawat, dan miniatur karakter di film-film animasi atau film superhero, menjadi koleksi berharga mahal.
Ada berita duka dari Pasar Gembrong. Beberapa hari menjelang lebaran yang lalu, beberapa kios di sana terbakar. Tentu, bagi pedagang mainan yang terkena musibah, ini pukulan berat, karena mereka adalah para pedagang kecil.
Keuntungan yang sudah di depan mata bakal diraup saat lebaran, hanya tinggal mimpi. Bahkan, modal pun ikut ludes jadi abu.
Tapi, terlepas dari soal musibah kebakaran tersebut, kejayaan Pasar Gembrong memang sudah berada pada tahap menurun. Soalnya, anak-anak sekarang banyak yang kurang tertarik lagi dengan mainan seperti yang dijual di pasar itu.