Penyakit Setelah Lebaran: Fisik, Mental, dan Spiritual
Apalagi, di saat suasana lebaran, kesempatan untuk berolahraga agak sulit didapatkan, karena waktu habis untuk bersilaturahmi dan jalan-jalan.
Maka, jangan heran bila muncul keluhan seseorang terkait saluran pencernaan, gula darah naik, asam urat naik, tekanan darah naik, kolesterol naik, dan sebagainya.
Kedua, penyakit mental. Yang dimaksud di sini lebih kepada faktor mental dalam rangka bekerja seperti pada hari-hari biasa.
Nah, setelah libur lebaran sekitar seminggu, semangat bekerja ternyata belum langsung timbul.
Seperti yang telah ditulis di atas, semangat untuk bekerja secara produktif tidak bisa langsung on fire, setelah libur lebaran usai. Justru yang terjadi malah kembali melanjutkan acara silaturahmi lebaran, misalnya dengan melakukan halal bihalal.
Ada instansi atau perusahaan yang secara resmi mengadakan halal bihalal, yang diikuti segenap komponen di perusahaan tersebut. Namun, ada pula beberapa karyawan yang secara informal melakukan halal bihalal tipis-tipis dalam grup-grup kecil.
Bila ada karyawan yang langsung mendapat penugasan yang serius dari atasannya, mungkin akan merasa ogah-ogahan alias ngedumel.
Barangkali baru pada Senin depan (1/5/2023), suasana di banyak kantor baru kembali normal dan pekerjaan akan berjalan dengan lancar.
Ketiga, penyakit spiritual. Hal ini berkaitan dengan pelaksanaan tuntunan agama, baik yang bersifat ibadah maupun muamalah (hubungan sesama manusia).
Sebulan rajin beribadah tak serta merta membentuk kebiasaan baru dengan konsisten beribadah setelah Ramadan usai.
Justru, tak sedikit orang yang merasa "bebas" dalam arti kembali malas beribadah, atau kembali bergosip ria sesama teman satu geng.