Kebijakan Satu Arah dan Derita Pemudik yang Melawan Arus
Tidak itu saja, pada tanggal tertentu juga diberlakukan sistem ganjil genap, yakni mobil berplat nomor ganjil hanya bisa masuk tol di tanggal ganjil, dan sebaliknya untuk mobil bernomor genap.
Dengan demikian, jika kita ikuti berita di beberapa stasiun televisi yang menyiarkan secara langsung arus mudik dan arus balik, lalu lintas relatif terkendali.
Bahwa kemacetan panjang tetap tak terhindarkan di beberapa titik, tidak sampai betul-betul membuat kendaraan berhenti total.
Angka kecelakaan pun, dibanding dengan arus mudik dan arus balik tahun lalu, terjadi penurunan.
Tentu, ada saja pemudik yang jadi korban dari kebijakan yang diterapkan pemerintah, seperti mereka yang mudik ke arah berlawanan dari tujuan kebanyakan pemudik.
Memang, rata-rata pemudik bergerak dari Jakarta ke berbagai kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dan saat arus balik, semua kembali ke arah Jakarta.
Namun, ada juga mahasiswa asal Jakarta yang kuliah di berbagai kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Dalam hal ini, mahasiswa itu melakukan mudik yang berlawanan dengan arus utama, yakni mudik ke Jakarta dan balik lagi ke daerah.
Nah, kisah seorang mahasiswi yang diantar orang tuanya dengan kendaraan pribadi kembali ke kota Solo, bisa memperjelas kondisi di atas.
Mereka berangkat dari Depok, Jawa Barat, pada hari Senin (1/5/2023) sekitar pukul 06.30 pagi. Harusnya, mereka akan masuk tol Trans Jawa, karena Jakarta-Solo sudah tersambung via tol.
Namun, karena jalan tol menerapkan sistem satu arah dari timur ke barat, maka si mahasiswi terpaksa melewati jalan biasa.