Berdonasi Itu Sangat Baik, Tertipu Itu Menyakitkan
Cara yang lebih berkelas adalah dengan mendatangi rumah-rumah warga, berbekal semacam surat dari panitia pembangunan sebuah masjid dalam rangka mencari sumbangan.
Bisa jadi surat itu resmi, tapi juga ada surat yang abal-abal. Jelas, ini semacam penipuan terselubung.
Nah, sandiwara itu semakin gampang terlihat di dunia maya. Ada saja pesan singkat yang berasal dari suatu yayasan sosial, tapi jika ditelusuri yayasan tersebut layak dicurigai sebagai penipu.
Atau, banyak pula kisah sedih yang ditulis di akun media sosial, dengan kalimat yang tertata dengan baik. Pada bagian akhir, tertulis permintaan mohon bantuan dari para pembaca.
Nomor rekening ke mana bantuan harus dikirim telah tercantum dengan jelas. Dan ternyata, cara seperti itu lebih ampuh.
Kalau saja kisah itu betul, tentu tidak ada masalah. Tapi, kalau itu kisah fiktif, jelas sangat menyakitkan bagi para pengirim bantuan yang kemudian baru menyadari telah tertipu.
Maka, tak ada cara lain, kita boleh saja merasa ikut sedih melihat atau membaca kisah penderitaan seseorang di media sosial. Bahwa secara spontan kita tergerak untuk membantu, sangat bagus sebetulnya.
Namun, coba tahan sebentar, coba check dan recheck dulu, untuk memastikan kebenaran kisah yang kita baca. Jangan sampai kita tertipu mentah-mentah.