Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Siapa yang Betul-Betul Layak Merayakan Hari Kemenangan?

10 April 2024   09:17 Diperbarui: 10 April 2024   09:43 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siapa yang Betul-Betul Layak Merayakan Hari Kemenangan?
Ilustrasi dok. tribunneews.com

Kepada semua pembaca dan juga para penulis di Kompasiana yang merayakan Idul Fitri, perkenankan saya mengucapkan "Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1445 H". Taqabbalallahu minna wa minkum.

Berikutnya, kepada semua kompasianer tanpa kecuali, dari lubuk hati yang paling dalam, perkenankan pula saya memohon maaf lahir dan batin atas kesalahan saya selama ini.

Di hari lebaran ini, sering pula kita menerima ucapan "Selamat merayakan Hari Kemenangan". Nah, mari kita renungkan sejenak, kenapa disebut sebagai hari kemenangan.

Jadi, selain idul fitri disebut kembali ke fitrah, juga disebut Hari Kemenangan, karena selama satu bulan menang dalam mengendalikan hawa nafsu.

Lalu, apakah semua kita betul-betul layak dinobatkan menjadi pemenang? Tentu yang paling tahu adalah hati kecil kita masing-masing.

Artinya, mari kita sama-sama melakukan introspeksi, seberapa mampu kita mengendalikan hawa nafsu. 

Mereka yang puasa sekadar mampu menahan nafsu makan dan minum di siang hari, itu baru keberhasilan dalam derajat paling rendah.

Kemampuan mengelola emosi menjadi salah satu indikator orang-orang yang betul-betul layak merayakan hari kemenangan.

Emosi itu sendiri bukan sesuatu yang harus dihilangkan, melainkan dikelola dengan baik. Tidak cepat naik darah, tidak gampang mengumpat dan menghujat, adalah contoh dari mengelola emosi.

Mereka yang menang juga punya indikator lain, yakni punya mental memberi, bukan mental menerima. Mereka lebih peka terhadap orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun