Lezatnya Kue Lebaran Tradisional
Kue lebaran lain yang juga jadi pilihan favorit adalah keripik pisang kepok. Biasanya hadir dalam dua pilihan rasa: manis dan asin. Saya sendiri paling suka keripik pisang yang manis karena sensasi legitnya mudah didapatkan.
Keripik pisang layak dilestarikan sebagai kue lebaran yang favorit sebab memanfaatkan bahan pangan lokal dan memberdayakan tenaga setempat sehingga dapat berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui UMKM kuliner.
Masih ada lagi kue-kue lebaran tradisional yang menjadi pilihan favorit saya sejak kecil hingga kini. Sebut saja madu mongso dan gapit alias srimping. Karena pembuatannya cukup rumit, madu mongso kini kian langka sehingga sulit didapatkan di rumah warga saat lebaran.
Adapun gapit atau srimping yang renyah dan gurih masih terlihat sebagai hidangan lebaran karena warga di desa banyak yang memproduksinya. Kalaupun tak bikin, srimping atau gapit banyak dijual di pasaran.
Kendati kesengsem pada kue lebaran tradisional, bukan berarti saya antikue modern seperti cookies atau kue kering yang juga ditawarkan di meja-meja penduduk selama lebaran. Nastar terutama sangat menggoda meskipun di desa tak selalu ada.
Kue kering bagi saya tak ubahnya selingan belaka, sebagai jeda saat saya suntuk atau terlalu banyak makan kue tradisional. Jadi kue tradisional tetap menjadi primadona kudapan favorit selama merayakan Idulfitri atau lebaran.
Kue apa pun yang tersaji, bukan itu intinya, melainkan kebersamaan yang disyukuri sebagai momen berbagi walau masih banyak keterbatasan atau hal-hal yang belum bisa diwujudkan. Selamat merayakan Idulfitri ya sobat Kompasianer!