Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.
Puasa Sekadar Mengubah Jadwal Makan Minum
Tak Sekadar Mengubah Jadwal
Bila dikorelasikan, apa yang diingatkan Gus Mus melalui sajak Selamat Tahun Baru Kawan di atas, dengan temuan penelitian UMN Consulting tersebut, tentu tumbuh harapan, bahwa level kepedulian kepada sesama di negeri ini semakin meningkat. Seharusnya demikian, karena ada 75,49 juta jiwa Generasi Z di Indonesia.
Selain itu, dengan datangnya bulan Ramadan, kita tentu juga berharap agar kepedulian kepada sesama, juga menjadi darah-daging anak-anak bangsa. Saya pada suatu masa, ketika menjadi jurnalis di Majalah GADIS Jakarta, cukup lama menjadi Guru Sabtu di SMA Santa Ursula, Jalan Pos No. 2, Jakarta Pusat.
Saya mengajar Jurnalistik tiap hari Sabtu di sekolah tersebut, sebagai kegiatan ekstra kurikuler mereka. Murid-murid saya bercerita, jika dalam satu kelas ada 30 murid dan ada 5 murid yang tertinggal, maka 25 murid yang maju, harus berupaya membantu ke-5 murid tersebut dari ketertinggalan mereka.
Bagi saya, sikap yang demikian, merupakan salah satu contoh kepedulian kepada sesama, yang mestinya terus dikembangkan. Mereka yang maju, peduli kepada mereka yang tertinggal. Mereka yang berkelebihan, peduli kepada mereka yang kekurangan. Mudah-mudahan 75,49 juta jiwa Generasi Z di Indonesia tersebut, menjadi penebar kepedulian, dengan berbagai bentuk perwujudannya.
Ada yang menyebut, untuk peduli, mulailah dari diri sendiri. Gus Mus pernah menulis sajak Nasihat Ramadhan (Buat Mustofa Bisri). Sajak itu ditulis Gus Mus untuk menasihati dirinya sendiri. Sajak yang unik dan menarik. Ini petikannya:
Mustofa,
Jujurlah pada dirimu sendiri mengapa kau selalu mengatakan
Ramadlan bulan ampunan apakah hanya menirukan Nabi
atau dosa-dosamu dan harapanmu yang berlebihanlah yang
menggerakkan lidahmu begitu.
Jakarta, 4 April 2023